10/1/12

Miftahul Huda; Bertahan Hidup dengan Rumput Laut

2 komentar




Senyum yang rekah tergambar di wajah Miftahul Huda ketika  saya menghampirinya  pada pukul 13. WIB di kos Opus Jalan Parangtritis KM 07. Terik matahari yang menyengat tidak membuat dirinya lengah sedikitpun.  Setidaknya aura semangat yang tinggi seakan membuat saya lebih semangat untuk sekedar sharing tentang pekerjaan yang ia tekuni.

“Monggo mas”, tandasnya dengan senyum. Menjadi penjual  rumput laut  sudah ia tekuni sejak tahun 2009. Ia bertahan hidup dengan hasil penjualan rumput laut yang
dikeringkan. Meski untungnya tidak terlalu besar, tetapi dengan usaha itulah ia bisa menghidupi dirinya untuk bertahan hidup  di tengah kerasnya tantangan sebuah ibu kota. 

Usaha menjual rumput laut sebenarnya bukanlah usaha yang menjadi impian Miftahul Huda sejak menginjakkan kaki pertama di kota gudek pada bulan Mei 2008. Impian Mihtahul Huda yang paling utama adalah menjadi seorang seniman. Bahkan sebelum menjadi seorang penjual rumput laut, dia sempat selama enam bulan menjadi loper koran di perempatan jalan Rengrout Selatan. “tak ada usaha lain, ya jual koran saya lakukan dengan rasa keterpaksaan”. Ujarnya dengan sedikit tersenyum.  

Menjual rumpul laut kering di samping karena unsur keterpaksaan, ia juga jalani sebagai usaha untuk melatih mentalitas diri dan sosial. Di samping itu rumput laut yang kering ia bisa distribusikan kepada mereka yang ingin berusaha di bidang es rumput laut. Sebab, dirinya bisa mematok harga yang jauh lebih murah dari pada pengusaha rumput laut yang lain. “hitung-hitung juga sebagai amal mas”. Tandasnya.  

Saat ditanya tentang modal, ia hanya tersenyum. “modal awal ya ngutang mas”. Dengan modal 100 ribu, ia kemudian bisa menjalani usaha itu dengan santai dan serius. Sebab baginya, kesuksesahan usaha tidak diukur dari sejauh mana besar dan kecilnya modal, melainkan lebih pada bagaimana semangat dalam berwirausaha tumbuh dan terpatri dalam diri setiap personal .  

Kini Mifthul Huda sudah bisa membiayai adeknya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. “alhamdulillah adek saya, saya biayai dan sekarang mengambil kuliah di UIN Yogyakarta di jurusan Sejarah dan kebudayaan Islam”. Bagi sosok kelahiran Lampung 13 Juni 1982 ini, berwirausaha adalah tantangan yang tidak hanya membutuhkan keuletan tenaga fisik, tetapi juga mentalitas. Ia juga berpesan, jangan malu untuk memulai usaha apapun. Sebab Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya.[]   


Oleh : Fathorrahman Hasbul

2 komentar:

Top Viral said...

bener jg se, tp mas tahu sendiri to kl harga runput laut dipasaran tergolong lumayan menguntungkan..
andai daerahku ada. hehe..
mampir sini bos http://lekyozz.blogspot.com/

joo said...

hehe... :)

Post a Comment