Duri
bandeng tenyata bisa digunakan untuk menyembuhkan gejala osteoporosis
(pengeroposan tulang). Dengan tangan dingin Hj. Ummi Hayati, dibuatlah abon
duri bandeng yang dapat dikonsumsi dengan aman. Penelitian yang dilakukan di
laboratorium Chem-Mix Pratama Yogyakarta menyebutkan bahwa abon duri bandeng
ini memiliki kandungan kalsium 4 %, fosfor 3 %, dan protein 32 %. Dengan
komposisi kandungan seperti itu, abon duri bandeng ini dapat dijadikan asupan
kalsium tambahan, sebagai alternatif selain susu high calcium.
- Tinggalkan peluang Kerja di BI
- Lek Man, Pelopor Kopi Joss
- Abon Duri Bandeng
- Sukses berbisnis setelah tinggalkan MLM
Demi Loundry, Tinggalkan Peluang Kerja di BI
Sempat mencoba melamar kerja di Bank Indonesia, sampai lolos 4 tahap menyisihkan 8.000 calon pegawai BI...More
Lek Man, Pelopor Kopi Joss
seorang Lek Man harus bolak-balik ke dapur arangnya agar produk minumannya dapat terus dikenal dan dikenang orang...More
Abon Duri Bandeng
Duri bandeng tenyata bisa digunakan untuk menyembuhkan gejala osteoporosis....More
Sukses berbisnis setelah tinggalkan MLM
Keinginan Ibuku agar aku cepat lulus kuliah kemudian melamar kerja. Padahal ...More
11/13/12
Malioboro, Peluang Bisnis Untuk Siapa Saja
Siapa yang tidak kenal daerah yang
satu ini, jalan Malioboro merupakan tempat yang sudah tersohor baik di dalam
negeri maupun manca negara. Malioboro merupakan destinasi wisata yang paling
sering dikunjungi di Jogja. Di Malioboro para wisatawan dan pengunjung akan
disuguhi berbagai macam hal, dari wisata budaya, wisata kuliner, wisata belanja
dan juga wisata budaya dan sejarah.Ibarat pepatah lama “ada gula ada semut”,
Malioboro merupakan aset bisnis yang sangat menguntungkan. Dari sekedar
menjajakan sebatang rokok sampai dengan hotel mewah ada disana. Semua itu demi
menunjang kebutuhan para wisatawan yang berkunjung ke Malioboro disamping juga
meraup laba untuk para pelaku usaha. Bagi mereka yang memiliki aset di
Malioboro ataupun yang sudah berkecimpung dalam usaha di daerah Malioboro,
tentu saja ini merupakan tambang emas yang sangat besar dan seakan tidak ada
habisnya.
Akan tetapi, semakin banyak peluang
yang akan didapatkan tentu saja akan menimbulkan banyak sekali persaingan.
Mulai dari perebutan wilayah, konsumen serta sebagainya. Sehingga persaingan di
Malioboro sangatlah ketat. Seorang ibu-ibu penjual kopi keliling menuturkan
bahwa semakin banyak orang yang ikut berjualan seperti dirinya, sebelumnya
hanya segelintir saja yang berjualan. Hal senada juga diungkapkan bapak
Sugiarto, seorang penjual wayang kulit asal Jombang, Jawa Timur. Dia
menambahkan, selama 10 tahun berdagang dia tidak hanya harus mengeluarkan dana
sebagai modal, skill juga sangat
diperlukan. Seperti cara meyakinkan pembeli serta bagaimana cara untuk bertahan
dalam pasar yang semakin bebas.
Beberapa pelaku usaha memiliki
trik-trik dan tips tersendiri dalam menjalankan usahanya :
·
Apabila
berminat menjalankan usaha kecil seperti berjualan minuman, makanan, rokok atau
sejenisnya sebaiknya dilakukan secara perorangan saja. Selain dalam hal laba,
usaha ini juga tidak terlalu membutuhkan banyak modal.
·
Meskipun usaha
dijalankan secara perorangan, hendaknya juga berkoordinasi dengan pelaku usaha
yang lain. Karena hal-hal sensitif seperti wilayah, konsumen dan jam buka bisa
menjadi kendala apabila tidak dikoordinasikan
·
Apabila hendak
berdagang pernak-pernik, souvenir atau cindermata sebaiknya sebagai reseller ataupun membeli barang kepada
pembuat barang secara langsung. Apabila anda membuat sendiri barangnya berarti
anda harus menyiapkan modal juga untuk membuat barang ditambah juga untuk modal
berdagang.
·
Reseller
memiliki keuntungan seperti mudah mendapatkan barang, banyak pilihan dantidak
repot memikirkan produksi. Akan tetapi produk yang dijual cenderung memiliki
banyak kesamaan dengan yang lain sehingga terkesan “pasaran”
·
Bentuk sebuah
ciri khas yang membuat wisatawan mudah dan akan selalu mengingatnya, apabila
tidak bisa membuat ciri khas dari produk minimal lakukan pada diri anda seperti
atribut yang digunakan ataupun cara penyampaian pada pembeli.
·
Dan yang
terakhir, jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Karena seringkali hal
tersebut sering ditunggu oleh para wisatawan .
Tirulah Ilmu Ikan,Cari Kolam yang Banyak Makanannya!
“Berdagang itu
ibarat ikan, harus berani bermigrasi mencari kolam yang banyak ada makanannya”,
terang Hari alias Komir. Komir adalah pedagang grosiran segala perkakas
keperluan rumah tangga, yang sering disebut masyarakat sebagai pedagang
“Sepuluh ribu tiga”. Pada awalnya ia hanya berkeliling menjual dagangannya di
area Pati, Rembang dan Purwodadi, meski ia sendiri berasal dari Sragen. Namun,
karena semakin banyaknya pesaing, kini Hari concern mengadakan ekspansi hingga
ke Palopo, Sulawesi Barat.
Kepedulian Yang Membawa Rejeki
Sore itu, disebuah gubuk sederhana
nampak seorang lelaki sedang sibuk menimbang sampah kaleng, paku dan kertas.
Dibantu oleh seorang perempuan nampak melayani antrean yang ingin menimbang
barang tersebut, kemudian membawanya keluar untuk dimasukkan ke dalam truk.
Dialah Sartono, seorang Pegawai Negeri Sipil berusia 48 tahun nampak menikmati
profesi sampingannya sebagai pengepul sampah di daerah Punung, Kabupaten
Pacitan. Pria yang sehari-hari berdinas di salah satu desa di kecamatan Punung
tersebut hampir selalu sibuk apabila dikunjungi di gubuknya tersebut.
Semua kisahnya hari itu berawal dari
sebuah keprihatinannya terhadap masalah sampah yang ada di lingkungan
sekitarnya pada tahun 1999. Dahulu sampah didaerah Punung sangatlah mengganggu,
bukan karena masalah ketidakdisiplinan warga melainkan karena fasilitas
pembuangan sampah yang tidak memadai. Jarak dengan TPA sangatlah jauh sehingga
enggan untuk membuang sampah di TPA. Seringkali warga memilih membuat TPA
sendiri untuk membuang sampahnya sendiri. Akan tetapi dari hal tersebut timbul
masalah baru, sampah yang sukar terurai menumpuk sehingga sangat mengganggu
lingkungan.
Dari hal tersebut, Sartono
berinisiatif untuk membantu dengan cara mengumpulkan sampah-sampah tersebut
lalu membawanya ke TPA pusat Pacitan. Hal tersebut mendapat sambutan baik dari
masyarakat Punung pada umumnya, dan semua itu dilakukan secara sukarela alias dengan dana sendiri. Dan pada
awalnya juga sering mendapatkan dana dari desa. Namun ketika tahun 2000 timbul
inisiatif dari Sartono untuk mengelola sampah tersebut lebih lanjut. Pada
awalnya, dibantu dengan Karang Taruna setempat dia memilah-milah sampah. Pada
awalnya hanya berupa sampah logam saja. Namun seiring berjalannya waktu, sampah
yang di kelolanya bertambah seperti plastik, gabus dan macam-macam kertas.
Dari sinilah kemudian timbul ide lagi,
dari sampah ini dikelola dan hasilnya untuk pemuda desa. Akhirnya, usaha
tersebut terealisasi sedikit demi sedikit. Sampah logam, plastik dan gabus
dikirim ke Surakarta. Sementara untuk kertas, mulai dikelola sendiri untuk
kerajinan tas kertas ataupun kertas daur ulang. Pada awalnya Sartono tidak
memikirkan tentang apa yang akan dia dapatkan dari sampah-sampah ini, yang
jelas dia hanya ingin membantu mengatasi masalah sampah di daerahnya. Namun
dari hal tersebut sekarang malah menghasilkan pendapatan baru diluar gaji
PNS-nya dan lebih besar jumlanya. Hasilnya sekarang, dia sudah memiliki “pos”
tepi jalan raya Pacitan-Solo tepatnya di daerah Punung. Dan dari hal tersebut,
dia mampu memberi penghidupan orang-orang sekitarnya dan juga ikut
berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.\
Oleh :
Mahendra Adi Widjaya
Mengintip Potensi Bisnis Karimun Jawa
Siapa yang tak kenal
Karimunjawa?! Kumpulan pulau-pulau yang terletak di utara pulau Jawa tepatnya
di Kabupaten Jepara ini, terkenal akan keindahan wisata baharinya yang
mempesona. Kepulauan tersebut menawarkan berbagai keindahan panorama laut yang
mampu membius siapa saja yang berkunjung ke sana. Tersohor dengan wisata
lautnya yang menawan, Karimunjawa mampu menarik minat wisatawan domestik bahkan
wisatawan luar
negeri. “Saking banyaknya permintaan, kami sampai kewalahan dalam memenuhi pesanan,”
negeri. “Saking banyaknya permintaan, kami sampai kewalahan dalam memenuhi pesanan,”
Berwirausaha itu Membantu Orang Lain
Bu
Eny memulai usahanya ketika umurnya sudah tak muda lagi, yakni ketika ia telah
berusia lebih dari setengah abad. Wanita ini memulai usahanya ketika ia ditinggalkan
oleh suaminya menghadap Sang Pencipta. Meskipun memiliki enam orang anak,
beliau tetap ingin mandiri dan tidak bergantung kepada anak-anaknya, walaupun
usianya menjelang senja. Maka mulailah Bu Eny mendirikan warung sebagai usahanya.
Sukses atau Tidak Tergantung pada Diri Sendiri
Ahmad
Faris, mahasiswa
UII Yogyakarta ini
sudah hampir 2 tahun menggeluti dunia bisnis. Awalnya ia pesimis dengan dunia bisnis, namun karena niat dan
kemauan yang tinggi ia mampu menciptakan lahan
usaha yang ia beri
nama Rumah Susu.
Rumah Susu
terlahir dari
motivasi Faris yang ingin menolong diri sendiri dan orang lain.
Melalui usahanya ini, ia mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya
sendiri dan orang lain.
Kelana Usaha Hasilkan 4 juta Rupiah Per Hari
Kelana Muda, ini bukanlah nama agen
wisata ataupun travel seperti yang anda kira namun ialah nama sebuah warung
bakso. Kok bisa? Hal ini tidak terlepas dari perjalanan hidup pendirinya yakni Sugeng
Handoyo. Sejak usianya masih terbilang cukup muda, ia telah berkelana dari
Wonosari, Yogyakarta, dan akhirnya menetap di Wates. Berasal dari perjalanan
hidupnya yang berusaha mencari kemapanan dari satu tempat ke tempat lainnya
inilah, nama Kelana Muda muncul.
Sungatno, Dunia Maya yang Bikin Kaya
Kurus, bersahaja, dan
gondrong, itulah tampilan khas seorang pemuda berbakat bernama Sungatno.
Pengusaha muda yang sudah sejak lama berkecipung di dunia online ini merupakan
sederet dari orang-orang yang sukses dalam berwirausaha. Setidaknya, gaya,
penampilan, kekhasan berkomunikasi membuat sosok kelahiran Pati 27 Agustus 1986
ini mudah dikenal oleh banyak kalangan.
Kecelakaan Lahirkan Sebuah Nama "Es Teller Gorrilaz"
Persaingan berwirausaha di
bidang kuliner semakin pesat namun kenyataan ini tidak memundurkan niat Aris
untuk berbisnis di bidang kuliner terutama minuman. Awalnya dia membuka usaha
minuman jus di KOPMA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Usahanya disana berjalan
lancar hingga bencana gempa bumi tahun
2006 terjadi dan merusak sebagian bangunan yang ada di KOPMA UIN SUKA itu.
Kerja Keras dan Supel, Modal Berwirausaha
Belajar menjadi wirausaha tidak
segampang seperti membalikkan sebuah tangan. Perlu kerja keras, tekun,
disiplin, dan harus pandai-pandai bicara agar orang lain simpati terhadap
pelayanan yang kita berikan. Kegagalan sudah menjadi hal yang biasa untuk
mencapai kesuksesan. Bahkan kegagalan sendiri menjadi sebuah motivasi. Dalam al-qur’an
sendiri sudah diterangkan bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Tidak
selamanya dalam memulai usaha mengalami kegagalan terus menerus dan juga tidak
juga berjalan mulus pasti ada pasang surutnya.
Nurmasitoh, sosok yang satu ini
memang mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi. Nurma panggilan akrabnya telah
memulai usaha di bidang jasa rental computer
kurang lebih 6 tahun dan jasa fotocopy hampir 2 tahun. Pemikirannya sangat
luas, disiplin dalam menjalankan usaha dan juga supel dalam menjalin
kekerabatan bersama orang lain bahkan sekarang ini yang menjadi pelanggannya
banyak dan puas terhadap pelayanannya.
Menggeluti usaha bersama suami
membuat dirinya nyaman dalam mengembangkan bisnisnya. “Rencananya saya pengen menambah 1 mesin photocopy lagi
dan mendirikan grosir di lantai atas, tapi nunggu rumahnya di bangun lagi,”
ungkap perempuan berumur 30 tahun ini. Sebelumnya sang suami yang bernama
Nanang bekerja di Korea sebelum menikah dengan Nurma. Dan sekarang karena sudah
dikaruniai 1 orang putri yang baru berumur 2 tahun, Nanang enggan balik ke luar
negeri karena lebih menikmati usaha bersama sang istri sekaligus bisa merawat
sang buah hati.
Kita patut mencontoh kerja
keras mereka. Orang yang disiplin dan tekun pasti akan memetik hasil yang sudah
mereka perjuangkan. Sosok yang mandiri dan ulet juga merupakan kunci
kesuksesan. Mahasiswa yang berwirausaha sendiri merupakan hal yang luar biasa.
Di karenakan mencari pekerjaan sekarang ini bukanlah hal yang mudah. bagi
orang-orang tua yang anaknya mengenyam di dunia pendidikan pastilah sangat
mendambakan bila anaknya kelak menjadi PNS (pegawai negeri sipil).
Tapi alangkah lebih bangga jika
kita mau usaha sendiri tanpa ada ikatan dari manapun jua. Dan juga mampu
memberikan lowongan pekerjaan bagi mereka yang tidak punya pekerjaan atau
sekedar pengangguran di rumah. Wirausaha tidak semua bermodalkan dengan uang,
yang penting bagaimana ide kita mau menjadi sosok yang kreatif.[]
Reporter
: Devi Nurlaila
Subscribe to:
Posts (Atom)