10/1/12

Dalam Kamar pun Bisa Kreatif

0 komentar
Satu hal yang paling melekat tentang Jogja antara lain slogan “JOGJA, NEVER ENDING ASIA”. Sebuah tagline yang menggambarkan betapa luasnya budaya yang seolah-olah tiada habisnya. Tidak hanya budaya, kehidupan warga Jogja sendiri juga memiliki banyak daya tarik yang selalu memikat dan tidak akan pernah bosan untuk diceritakan. Inilah keistimewaan Jogja yang tidak akan kita dapatkan di belahan bumi manapun. Dan apabila dibentuk dalam sebuah cerita ataupun serial, tentu saja akan menghasilkan ribuan, ratusan ribu atau bahkan jutaan cerita tentang Jogja. 
Salah satu dari ribuan cerita tersebut yaitu cerita tentang
usaha mahasiswa dalam memenuhi tuntutan kuliah dan pekerjaan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota Jogja, seluruh penghuninya menjalani kehidupannya dengan caranya masing-masing. Tidak terkecuali juga para pendatang yang mengadu nasib dan menuntut ilmu di kota gudeg ini. Satu dari banyak orang tersebut marilah kita ambil salah satu. Ia adalah Diyos, mahasiswa jurusan desain grafis di salah satu kampus swasta terkenal di jalan Tamansiswa Jogja. Berawal dari kegiatan kuliah, hobi dan keinginan untuk mandiri. Pemuda asal kota Blora ini memutuskan untuk menggabungkan ketiganya dalam suatu wadah kegiatan. Maka lahirlah ide untuk membuat sebuah grup sesama mahasiswa desain grafis.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya pada awal tahun 2012 maka grup tersebut membentuk sebuah kelompok usaha yang bergerak pada bidang konveksi dan desain yang menangani urusan desain pakaian. Kelompok usaha tersebut bernama Risbueno Clothing and Design. Berawal dari modal pribadi, Diyos dan 4 orang rekannya memulai usaha tersebut.

Seperti yang kita ketahui, usaha desain ada banyak sekali jumlahnya. Tetapi Diyos dan kawan-kawan memiliki cara tersendiri untuk merangkul para konsumen. Selain teman kampus dan kenalan, mereka merangkul salah satu kelompok pendukung tim sepakbola yang cukup besar. Ini merupakan salah satu nilai lebih dari mereka. Dalam hal penggunaan metode pendekatan pada pasar, Risbueno memanfaatkan jejaring sosial sebagai salah satu cara promosi. Tetapi cara pertama yang mereka gunakan adalah melalui getok tular (dari mulut ke mulut), karena mereka anggap lebih efektif dalam lingkup konsumen yang terbatas.

Meskipun begitu, usaha yang mereka jalani ini bukan tanpa kendala. Beberapa kendala seperti masalah finansial serta belum ada tempat dan sarana yang memadai juga mereka dapati. Tetapi mereka dapat mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan memakai kamar kos mereka sebagai tempat produksi. Tak jarang alat-alat produksi mereka letakkan di kamar kos mereka. Meski tempatnya tidak seleluasa tempat produksi pada umumnya, namun ini mereka anggap sebagai salah satu tantangan agar tetap bisa berkreasi dalam keterbatasan.


Oleh : Mahendra Adi Wijaya

0 komentar:

Post a Comment