Rajut
pernah tenar pada masanya, seiring dengan tingkat kesibukan manusia kegiatan
merajut juga hampir mulai ditinggalkan. Sekarang siapa yang tidak mengenal seni
rajut? Seni yang berasal dari Arab ini dulu hanya identik dengan kegiatan orang
tua atau ibu- ibu yang sedang hamil, Namun akhir-akhir ini merajut mulai
lagi
dilirik oleh sebagian wanita mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga hingga
wanita karir. Memang kegiatan merajut ini tidak hanya dapat menggurangi
kejenuhan namun dapat juga mendatangkan keuntungan. Rajutan yang dibuat dari
benang dapat dikreasikan menjadi barang-barang yang menarik dan lucu seperti
asesoris kalung, gelang dll.
Gita
adalah salah satu wanita yang juga hobi merajut. Untuk mengisi waktu luangnya
sebagai ibu rumah tangga ia menyibukkan diri dengan merajut. Menurutnya merajut
dapat menambah relasi dan mengusir kesepian selama sendiri dirumah. Sebelum
terjun berwirausaha membangun galeri rajut, gita juga pernah mengajar di salah satu
sekolah di Yogyakarta. Menurutnya kegiatan mengajar itu cukup menyita waktu
bersama keluarga.
Dia tidak begitu saja melepas pekerjaannya sebagai guru
untuk terjun langsung di dunia merajut. Gita sangat mencintai profesinya
sebagai guru dan disanalah passionnya yang sebenarnya. Namun karena pernah
keguguran Gita lebih memfokuskan diri pada keinginannya untuk mempunyai anak. Karena
ingin ada kegiatan yg bisa dilakukan dirumah, dan motivasi penuh dari suami dan
keluarga akhirnya Gita mendirikan Gita Galeri Rajut pada bulan februari 2012.
Dengan dia melakukan kegiatan ini selain mengisi kekosongan, punya relasi,
mendatangkan keuntungan, juga passionnya untuk mengajar masih dapat tersalurkan
dengan memberikan kursus gratis.
Walaupun
usaha ini tidak terlalu mencolok dan terlihat keuntungannya, namun Gita tetap
yakin dengan usahanya ini. Dia tidak merasa kesulitan dalam menjalankan
galerinya ini karena berawal atas dasar kesenangan itulah yang membuatnya tidak
terbebani menjalankan usaha ini. “Usaha yang dilakukan karena kesenangan pasti
tidak akan menemui kesulitan”, jelas Gita.
Baginya
tidak ada pesaing dalam menjalankan usaha ini. Menurutnya yang ada adalah
partner. Gita menceritakan bahwa dia akan merasa senang bila ada oranglain yang
juga mendirikan usaha di bidang ini. “Karena dengan itu kita dapat saling join bila
ada pelanggan yang memesan barang dalam jumlah besar dapat diselesaikan
bersama-sama”, ungkapnya.
Dalam
memasarkan hasil produksinya, Gita memanfaatkan peran social media. Dengan sosial
media ini pula dia dapat pelanggan yang datang dari jauh, seperti pelanggan
dari Bandung.
Selain melalui sosial media, galeri Gita ini dikenalkan dari mulut ke mulut.
“Selain melalui social media, juga dari pelanggan terdahulu yang merasa puas
dengan pelayanan saat memberikan kursus merajut”, ungkapnya.
Oleh : Widyasari P
0 komentar:
Post a Comment