Kampung
Inggris Pare, sebutan yang akrab kita dengar di telinga kita. Sebuah kecamatan
di kota Kediri, Jawa Timur. Pare berdiri gagah dengan ratusan pelajar yang datang dari
berbagai penjuru. “Kampung inggris” begitulah
orang-orang menyebutnya. Karena daerah
tersebut menjadi sentral
pembelajaran bahasa inggris terbesar di Indonesia dengan sistem asrama.
Metode pembelajaran bahasa inggris dengan sistem asrama tidak hanya mengajarkan para membernya sebatas pada teori melainkan juga dengan praktek yang dilakukan setiap waktu. Metode pembelajaran yang digunakan di kampung inggris ini pun tidak monoton melainkan bervariasi dan tidak membosankan. Bagi siapa saja yang belajar di kampung inggris ini akan merasakan suasana seperti halnya berada di Inggris karena semua orang di kampung inggris ini dalam sehari-harinya berbahasa inggris bahkan para pedagang pun disana juga menggunakan bahasa inggris
Metode pembelajaran bahasa inggris dengan sistem asrama tidak hanya mengajarkan para membernya sebatas pada teori melainkan juga dengan praktek yang dilakukan setiap waktu. Metode pembelajaran yang digunakan di kampung inggris ini pun tidak monoton melainkan bervariasi dan tidak membosankan. Bagi siapa saja yang belajar di kampung inggris ini akan merasakan suasana seperti halnya berada di Inggris karena semua orang di kampung inggris ini dalam sehari-harinya berbahasa inggris bahkan para pedagang pun disana juga menggunakan bahasa inggris
Abdul
Hamid, salah
seorang mahasiswa
Sosiologi UIN Sunan Kalijaga pernah menempuh
pendidikan bahasa dikampung inggris ini. Hamid bukan hanya pintar dalam menjadi murid, bahkan dia
pun lihai dalam menjadi tutor dalam mengajar bahasa inggris. Dengan demikin dibenak Hamid selaku alumnus
Sidogiri ini muncul ide
untuk memciptakan usaha jasa kursus
dan privat
ala Pare. Namun bukan di Kediri,
melainkan di kota pelajar yaitu Yogyakarta. Dengan melihat antusias mahasiwa
Yogya yang datang ke Pare, dia melihat peluang besar untuk menciptakan lembaga kursus
bahasa inggris. Didirikannya lembaga kursus ini
bertujuan untuk memudahkan mahasiswa yang ingin belajar di Pare
namun belum sempat dikarenakan jarak yang menyita waktu. Hamid berharap lembaga
kursus yang didirikan ini menjadi
Kampung Inggris ke Dua setelah Pare. “Khoirun naasi anfauhum lin naas ,
Sebaik-baik manusia adalah orang yang berguna bagi orang lain, jadi bisnis yang
menurut saya paling menguntungkan dunia akhirat yaa..mengajar” ungkap Hamid.
Bisnis sekaligus mendapatkan pahala dengan mengajar dan menyalurkan ilmu kita
merupakan bisnis yang sangat brilliant. Disaat banyak yang bingung memikirkan akan bekerja apa hingga banyak praktek-praktek curang dalam
praktek bisnis tidak menghalangi Hamid untuk mewujudkan idenya.
Dengan
membawa semangat yang dia bawa dari Pare dia berniat kuliah di Yogyakarta yang
terkenal dengan Kota Pelajarnya. Dengan membawa mimpi membuat kampung inggris
kedua setelah Pare di Yogya. Tidak lama, setelah dia dinyatakan diterima di
kampus UIN Sunan Kalijaga dan menetap di Yogya tahun 2010, tanpa modal dan
tanpa keluarga satupun di Yogya dia memulai mimpinya itu. Dimulai dengan
mengumpulkan alumnus-alumnus kampung inggris Pare yang tersebar di Yogyakarta
dengan mebuat Komunitas Alumni Kampung Inggris Pare. Perlahan demi perlahan dia
menjelaskan keinginannya dengan satu-persatu alumnus kampung inggris. Dengan
harapan mendapat dukungan dan bantuan tentunya. Tidak sia-sia, respon yang baik
berbondong-bondong mendatangi Hamid. Namun itu belum cukup untuk mewujudkan
mimpinya itu. Akhirnya pria yang akrab disapa Mas Hamid itu dengan konsep yang
matang dan tekad yang menggebu-gebu. Saat duduk di
bangku kuliah semester 2 , tepatnya
pada tanggal 08 Juli 2011 dia memulai merintis mimpi yang diidam-idamkan itu dengan mengontrak sebuah rumah sederhana yang dia tinggali bersama 7 kawannya yang sudah berkomitmen akan bersama-sama merintis
kampung inggris tersebut dengan 2 tutor dan 5 member tetap sekaligus penghuni
kontrakan inggris sebagai awal dari Kampung Inggris pare
2 .
Sedikit-demi
sedikit dengan teman-temannya Hamid membangun
kerajaan yang dia impikan dengan semangat yang sama sekali belum berkurang.
Namun jalan itu tidak mudah. Sebuah keinginan besar haruslah dibayar dengan
usaha yang besar pula. Satu setengah tahun masa perintisan menjadi hal yang
sangat melelahkan bagi Hamid susah payah jatuh bangun dia membesarkan dan
memperjuangkan Kampung inggris ke 2 yang dia beri nama BEZEALOUS COURSE . Hamid sudah
mencoba menerapkan sistem yang sama seperti di Pare, dan berjalan hanya 1
sampai 2 harian. Setelah itu terlalaikan lagi. Dari mulai program gratis setiap
ba’da magrib dengan mengajar secara cuma-cuma tanpa
dibayarpun dia lakoni, itupun terkadang banyak kadang sedikit yang mengikutinya. Namun dia tak pernah surut semangat, dia terus dan
terus berjuang dan berusaha untuk mewujudkan mimpinya itu.
Sampai
pada akhirnya tahun 2012 merupakan tahun awal kebangkitan bagi Bezealous
Course. Setelah mengalami masa-masa perintisan yang susah payah aklhirnya
dengan semangat baru mas hamid keluar dari kontrakan yang lama dan kemudia
mengontrak kontrakan baru yang lebih besar dan kembali membangun Bezealouz
Course dengan wajah baru dan image yang lebih elegan dan besar. Alhamdulillah
semakin lama dengan usaha menyebar brosur, pamphlet, membuat seminar dan media
promosi lain akhirnya Bezealouz Course semakin hari semakin banyak peminatnya.
Semakin lama orang yang mendaftar sebagai memberpun juga semakin banyak
meskipun sistem bahasa inggris dalam keseharian belum berjalan
kembali. Dan kemudian dengan member yang lumayan banyak dan permintaan tinggal
di kontrakan yang semakin banyak pula Hamid kembali dengan modal nekad, tanggal
24 mei 2012 Hamid mengontrak sebuah rumah yang lebih besar
dengan berisikan 8 kamar yang bisa menampung sekitar 20-an
orang. Dengan penghuni awal 8 orang.
Akhirnya
setelah dua tahun, Hamid yang masih
tercatat sebagai mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di semester
5 ini, dengan kegigihannya berhasil membangun kokoh impiannya yang dia bawa dari Pare sebelum dia kuliah. Meskipun kampung inggris
ke dua itu belum terwujud, namun
setidaknya sekarang Bezealous Course telah berhasil mempunyai member hampir
80-an orang, yang terdiri dari mahasiswa UIN, UNY, Amikom, Akindo, UGM dan
lain-lainnya. Telah memiliki 2 kontrakan yang berfungsi sebagai asrama dan
praktek langsung dengan diwajibkannya bahasa inggris sebagai bahasa
sehari-hari. Mempunyai beberapa tenaga pelajar atau tutor yang mahir di
bidangnya. Dan mempunyai nama di UIN Sunan Kalijaga sebagai Pare ke-2. Sehingga mahasiswa yang menginginkan belajar
bahasa inggris di Pare pada waktu liburan sekarang tidak perlu repot-repot
untuk pergi ke Kediri. Hanya perlu mendatangi Bezeealous Crourse yang mempunyai
sistem pengajaran dan tenaga pengajar langsung dari
Pare. Harga yang terjangkau juga merupakan daya tarik tersendiri bagi
Bezeealous Crourse. Jika memenginkan tinggal di asrama pun, tidak terlalu
mahal. Jadi mahasiswa baru maupun lama banyak yang tertarik tinggal di asrama
tersebut sebagai
tempat tinggal sekaligus tempat belajar.
Bezeealous Crourse juga sudah menyiapkan beberapa program dan kelas yang memudahkan membernya untuk memilih program yang memang mereka butuhkan dan inginkan. Bezeealous Crourse juga tidak hanya melayani kursus dan privat bahasa inggris saja. Namun juga bahasa arab yang memang sangat di butuhkan bagi mahasiswa islam. Program privat yang membolehkan membernya mengatur jadwal sendiri tanpa harus mengganggu waktu kuliahnya juga merupakan daya tarik yang besar bagi mahasiswa yang masih sibuk-sibuknya kuliah. Yang paling special banyak sekali kursusan dan privat bahasa inggris namun hanya Bezeealous Crourse yang mempunyai asrama dan menggunakan sistem pare. “Ini baru awal…” tutur Hamid. Meskipun kampung inggris yang dia impikan belum tercapai namun sedikit demi sedikit jalan menuju kesana semakin terang. Perjuangan hamid dalam mewujudkan kampung inggris ke-2 ini belumlah selesai. Namun paling tidak dia bisa bernafas lega dengan asrama yang sudah dia miliki yang nantinya dengan bertambahnya member otomatis akan mengadakan lebih banyak asrama dan pada akhirnya jika terus dan terus bertambah sedikit demi sedikit tercapailah kampung inggris yang Hamid impi-impikan selama ini[].
Bezeealous Crourse juga sudah menyiapkan beberapa program dan kelas yang memudahkan membernya untuk memilih program yang memang mereka butuhkan dan inginkan. Bezeealous Crourse juga tidak hanya melayani kursus dan privat bahasa inggris saja. Namun juga bahasa arab yang memang sangat di butuhkan bagi mahasiswa islam. Program privat yang membolehkan membernya mengatur jadwal sendiri tanpa harus mengganggu waktu kuliahnya juga merupakan daya tarik yang besar bagi mahasiswa yang masih sibuk-sibuknya kuliah. Yang paling special banyak sekali kursusan dan privat bahasa inggris namun hanya Bezeealous Crourse yang mempunyai asrama dan menggunakan sistem pare. “Ini baru awal…” tutur Hamid. Meskipun kampung inggris yang dia impikan belum tercapai namun sedikit demi sedikit jalan menuju kesana semakin terang. Perjuangan hamid dalam mewujudkan kampung inggris ke-2 ini belumlah selesai. Namun paling tidak dia bisa bernafas lega dengan asrama yang sudah dia miliki yang nantinya dengan bertambahnya member otomatis akan mengadakan lebih banyak asrama dan pada akhirnya jika terus dan terus bertambah sedikit demi sedikit tercapailah kampung inggris yang Hamid impi-impikan selama ini[].
Oleh : Moh
Ali Ma’ruf
1 komentar:
bisa minta alamat Bezeealous Crourse?
Post a Comment