Siapa yang tidak kenal daerah yang
satu ini, jalan Malioboro merupakan tempat yang sudah tersohor baik di dalam
negeri maupun manca negara. Malioboro merupakan destinasi wisata yang paling
sering dikunjungi di Jogja. Di Malioboro para wisatawan dan pengunjung akan
disuguhi berbagai macam hal, dari wisata budaya, wisata kuliner, wisata belanja
dan juga wisata budaya dan sejarah.Ibarat pepatah lama “ada gula ada semut”,
Malioboro merupakan aset bisnis yang sangat menguntungkan. Dari sekedar
menjajakan sebatang rokok sampai dengan hotel mewah ada disana. Semua itu demi
menunjang kebutuhan para wisatawan yang berkunjung ke Malioboro disamping juga
meraup laba untuk para pelaku usaha. Bagi mereka yang memiliki aset di
Malioboro ataupun yang sudah berkecimpung dalam usaha di daerah Malioboro,
tentu saja ini merupakan tambang emas yang sangat besar dan seakan tidak ada
habisnya.
Akan tetapi, semakin banyak peluang
yang akan didapatkan tentu saja akan menimbulkan banyak sekali persaingan.
Mulai dari perebutan wilayah, konsumen serta sebagainya. Sehingga persaingan di
Malioboro sangatlah ketat. Seorang ibu-ibu penjual kopi keliling menuturkan
bahwa semakin banyak orang yang ikut berjualan seperti dirinya, sebelumnya
hanya segelintir saja yang berjualan. Hal senada juga diungkapkan bapak
Sugiarto, seorang penjual wayang kulit asal Jombang, Jawa Timur. Dia
menambahkan, selama 10 tahun berdagang dia tidak hanya harus mengeluarkan dana
sebagai modal, skill juga sangat
diperlukan. Seperti cara meyakinkan pembeli serta bagaimana cara untuk bertahan
dalam pasar yang semakin bebas.
Beberapa pelaku usaha memiliki
trik-trik dan tips tersendiri dalam menjalankan usahanya :
·
Apabila
berminat menjalankan usaha kecil seperti berjualan minuman, makanan, rokok atau
sejenisnya sebaiknya dilakukan secara perorangan saja. Selain dalam hal laba,
usaha ini juga tidak terlalu membutuhkan banyak modal.
·
Meskipun usaha
dijalankan secara perorangan, hendaknya juga berkoordinasi dengan pelaku usaha
yang lain. Karena hal-hal sensitif seperti wilayah, konsumen dan jam buka bisa
menjadi kendala apabila tidak dikoordinasikan
·
Apabila hendak
berdagang pernak-pernik, souvenir atau cindermata sebaiknya sebagai reseller ataupun membeli barang kepada
pembuat barang secara langsung. Apabila anda membuat sendiri barangnya berarti
anda harus menyiapkan modal juga untuk membuat barang ditambah juga untuk modal
berdagang.
·
Reseller
memiliki keuntungan seperti mudah mendapatkan barang, banyak pilihan dantidak
repot memikirkan produksi. Akan tetapi produk yang dijual cenderung memiliki
banyak kesamaan dengan yang lain sehingga terkesan “pasaran”
·
Bentuk sebuah
ciri khas yang membuat wisatawan mudah dan akan selalu mengingatnya, apabila
tidak bisa membuat ciri khas dari produk minimal lakukan pada diri anda seperti
atribut yang digunakan ataupun cara penyampaian pada pembeli.
·
Dan yang
terakhir, jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Karena seringkali hal
tersebut sering ditunggu oleh para wisatawan .
0 komentar:
Post a Comment