11/13/12

Kepedulian Yang Membawa Rejeki

0 komentar
Sore itu, disebuah gubuk sederhana nampak seorang lelaki sedang sibuk menimbang sampah kaleng, paku dan kertas. Dibantu oleh seorang perempuan nampak melayani antrean yang ingin menimbang barang tersebut, kemudian membawanya keluar untuk dimasukkan ke dalam truk. Dialah Sartono, seorang Pegawai Negeri Sipil berusia 48 tahun nampak menikmati profesi sampingannya sebagai pengepul sampah di daerah Punung, Kabupaten Pacitan. Pria yang sehari-hari berdinas di salah satu desa di kecamatan Punung tersebut hampir selalu sibuk apabila dikunjungi di gubuknya tersebut.
Semua kisahnya hari itu berawal dari sebuah keprihatinannya terhadap masalah sampah yang ada di lingkungan sekitarnya pada tahun 1999. Dahulu sampah didaerah Punung sangatlah mengganggu, bukan karena masalah ketidakdisiplinan warga melainkan karena fasilitas pembuangan sampah yang tidak memadai. Jarak dengan TPA sangatlah jauh sehingga enggan untuk membuang sampah di TPA. Seringkali warga memilih membuat TPA sendiri untuk membuang sampahnya sendiri. Akan tetapi dari hal tersebut timbul masalah baru, sampah yang sukar terurai menumpuk sehingga sangat mengganggu lingkungan.
Dari hal tersebut, Sartono berinisiatif untuk membantu dengan cara mengumpulkan sampah-sampah tersebut lalu membawanya ke TPA pusat Pacitan. Hal tersebut mendapat sambutan baik dari masyarakat Punung pada umumnya, dan semua itu dilakukan secara sukarela alias dengan dana sendiri. Dan pada awalnya juga sering mendapatkan dana dari desa. Namun ketika tahun 2000 timbul inisiatif dari Sartono untuk mengelola sampah tersebut lebih lanjut. Pada awalnya, dibantu dengan Karang Taruna setempat dia memilah-milah sampah. Pada awalnya hanya berupa sampah logam saja. Namun seiring berjalannya waktu, sampah yang di kelolanya bertambah seperti plastik, gabus dan macam-macam kertas.
Dari sinilah kemudian timbul ide lagi, dari sampah ini dikelola dan hasilnya untuk pemuda desa. Akhirnya, usaha tersebut terealisasi sedikit demi sedikit. Sampah logam, plastik dan gabus dikirim ke Surakarta. Sementara untuk kertas, mulai dikelola sendiri untuk kerajinan tas kertas ataupun kertas daur ulang. Pada awalnya Sartono tidak memikirkan tentang apa yang akan dia dapatkan dari sampah-sampah ini, yang jelas dia hanya ingin membantu mengatasi masalah sampah di daerahnya. Namun dari hal tersebut sekarang malah menghasilkan pendapatan baru diluar gaji PNS-nya dan lebih besar jumlanya. Hasilnya sekarang, dia sudah memiliki “pos” tepi jalan raya Pacitan-Solo tepatnya di daerah Punung. Dan dari hal tersebut, dia mampu memberi penghidupan orang-orang sekitarnya dan juga ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.\

Oleh : Mahendra Adi Widjaya

0 komentar:

Post a Comment