Persaingan berwirausaha di
bidang kuliner semakin pesat namun kenyataan ini tidak memundurkan niat Aris
untuk berbisnis di bidang kuliner terutama minuman. Awalnya dia membuka usaha
minuman jus di KOPMA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Usahanya disana berjalan
lancar hingga bencana gempa bumi tahun
2006 terjadi dan merusak sebagian bangunan yang ada di KOPMA UIN SUKA itu.
Gempa bumi itu tidak menjadikan
Aris berhenti dari usahanya, dia mencoba berwirausaha dibidang bisnis minuman
lagi, kali ini dia mencoba menggandeng teman dekatnya. Dengan ketekunan dan
keuletannya Aris dan temannya terus menjalankan usahanya ini. Saat itu, mereka
masih mencarikan nama untuk Es teller yang mereka jual, suatu hari mereka
berdua pergi untuk mencari bahan Es teller
untuk mereka jual, namun ditengah jalan mereka mengalami kecelakaan dan tubuh
temannya yang gemuk dan besar tidak sengaja menimpa tubuh aris yang kecil. “Saat
itu spontan saya mengatakan tubuhku tertimpa gorilla, sambil saya melihat
poster besar yang ada gambar gorilla” ungkap Aris. Setelah kejadian itu aris
memikirkan untuk menamai Es teller mereka dengan nama Es teller Gorrilaz.
Setelah usahanya itu legal
dengan nama Es teller gorillas, usaha minuman yang baru dibukanya itu tidak
langsung ramai oleh pembeli, hal inilah yang menjadikan keduanya merasa diuji. Karena memang saat itu usahanya
sudah mulai mati, sahabatnya memutuskan untuk membangun usaha sendiri dan
menyerahkan sepenuhnya usaha minuman yang mereka rintis.
Usaha Es teller dan jus buah
ini lama-lama membaik, mulai ramai didatangi pelanggan mulai dari mahasiswa
sampai pekerja, namun keberuntungan Aris ini tidak berpihak kepada teman
baiknya yang memutuskan membuka usahanya sendiri, dia harus bangkrut dua kali
untuk mencapai kesuksesannya. Namun itu menjadi pelajaran berharga Aris dan
temannya bahwa untuk membangun uaha itu perlu suatu kesabaran.
Sebelum memutuskan untuk
berwirausaha di bidang kuliner, Aris juga pernah bekerja di Restoran dan Hotel,
bahkan menjadi security di salah satu
mall juga pernah. Dukungan dari orang tua juga tidak begitu saja didapatkan
olehnya. Menurut Aris, Kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi
pegawai perusahaan atau pemerintah agar hidupnya lebih jelas dan terjamin untuk
kedepan. Karena tekad yang kuat dan kemampuan yang dia dapat dari sekolahnya
dulu, dia yakin bahwa usahanya akan berhasil. Pengalamannya saat bekerja di
restaurant dan perhotelan sebagai kepala bagian food and beverage cukup memberinya bekal dan semangat untuk keluar
dari belenggu karyawan yang bekerjanya selalu dikejar target. Inisiatif dan
semangat masih belum cukup untuknya membuka usaha, disaat sistem ekonomi keluarga yang semakin buruk
akhirnya dia menjadi security salah
satu plasa yang ada di Yogyakarta. Melihat plasa tersebut sudah tidak
menghasilkan dan akan bangkrut akhirnya Aris keluar dari plasa dan memantapkan
diri untuk membuka usaha.
Untuk menjalankan bisnis Es
teller dan jus buah itu dia mendapatkan dukungan penuh dari BRI Timoho yang
memberi kesempatan untuknya mengikuti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan
dukungan keluarga dan prinsip “ apa adanya, kebersihan dan kejujuran no. 1”
sekarang usaha Es teller Gorrilaz Aris bisa dikenal dan ramai oleh pengunjung.[]
Reporter
: Widyasari Prasetyaningrum
0 komentar:
Post a Comment