“Berdagang itu
ibarat ikan, harus berani bermigrasi mencari kolam yang banyak ada makanannya”,
terang Hari alias Komir. Komir adalah pedagang grosiran segala perkakas
keperluan rumah tangga, yang sering disebut masyarakat sebagai pedagang
“Sepuluh ribu tiga”. Pada awalnya ia hanya berkeliling menjual dagangannya di
area Pati, Rembang dan Purwodadi, meski ia sendiri berasal dari Sragen. Namun,
karena semakin banyaknya pesaing, kini Hari concern mengadakan ekspansi hingga
ke Palopo, Sulawesi Barat.
“Dulu, sekitar
tahun 2008-an, pasar di kawasan Pati, Rembang dan Purwodadi sangat
menjanjikan”, ungkapnya. “Dalam waktu seminggu saja bisa mendapatkan
penghasilan kotor minimal lima
juta rupiah”, lanjutnya. Namun, dengan semakin banyaknya geliat usaha dalam
bisnis grosir ini, kini untuk kawasan tersebut telah mengalami kelesuan
penjualan.
Setelah kawasan
Pati dan sekitarnya itu mengalami kelesuan, Hari mencoba melakukan ekspansi ke
daerah Bojonegoro dan Tuban. Namun, ternyata di daerah itu juga sudah banyak
pedagang-pedagang grosiran keliling. “ Wah, ternyata di daerah Bojonegoro juga
sudah dijajah teman-teman saya”, ungkapnya sedikit terkekeh. Lantas, ia pun
memutar otak untuk mencoba beralih ke bisnis lain yang menyebabkan ia sempat
vakum berjualan kurang lebih dua tahun.
Selama satu
tahun vakum itu, Hari merantau ke Jakarta .
Di sana ia
mencoba peruntungan untuk menjadi sopir. Dari sopir travel, sopir perusahaan,
hingga sopir pribadi ia lakoni. Akan tetapi, menurutnya ia tidak menemukan
“feel” menjadi sopir. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Sragen dan
berdagang grosir kembali. “Feel saya ternyata di bidang perdagangan e mas”, ia
melanjutkan, “Yah, sekalipun omset menurun, tak apalah, yang penting saya lebih
merasa enak”.
Sekembalinya
dari Jakarta
itu, ia nekat menggadaikan sertifikit tanah dan beberapa BPKB motornya dan juga
BPKB beberapa motor temannya sebagai modal. Saat itu ia mendengar kabar bahwa
banyak teman-temannya yang dulu juga berdagang grosiran telah melakukan
ekspansi hingga Pekanbaru dan Banjarmasin .
Menurut beberapa kabar dari temannya itu, pasar di Sumatera dan Kalimantan cukup menjanjikan. Namun hari tidak merasa
tertarik untuk mengikuti teman-temannya. Ia lebih memilih menjajaki daerah Sulawesi . Pilihan itu jatuh ke daerah Palopo.
Bulan pertama
ternyata omsetnya sangat menjanjikan. “Sebulan pertama sangat menjanjikan,
penghasilan bersih bisa sampai tiga juta rupiah”, lanjutnya, “Itu sudah
dikurangi menggaji karyawan dua orang, dengan besaran gaji kisaran satu juta
per orang”. Saat ini, Hari memutuskan concern berdagang di kawasan Palopo dan
sekitarnya. Niatnya, awal tahun depan ia ingin memperluas jaringan hingga ke Manado .
Oleh : Johan Saputro
0 komentar:
Post a Comment