10/23/12

Usaha Angkring dengan Modal Utang

0 komentar
           Adalah Edi Putut, pria berusia 32 tahun memulai “judi” nasibnya membuka angkringan berlabel angkringan OB sekitar lima bulan yang lalu. Berbekal kemahirannya dalam memasak dan catering, ia bertekad untuk membuka angkringan. Dan dengan bermodalkan pinjaman sebesar lima juta rupiah ia beranjak membangun usaha ini.

            OB merupakan singkatan dari Office Boy. Edi yang akrab disapa Benjo pada kesehariannya menuturkan bahwa ia sebelumnya mempunyai usaha catering memasak partai besar. Namun karena permintaan yang tidak jelas maka ia memutuskan untuk membuka usaha angkringan OB. Dan apabila ada yang melakukan pemesanan memasak untuk acara hajatan, ia masih bersedia menerima tawaran itu.
            Benjo memberikan keterangan bahwa setiap malam dagangan yang ia jajakan selalu habis. Namun, ia tidak bersedia menyebutkan berapa omset per-hari yang ia dapatkan. Langganan angkringan OB antara lain pemuda masjid Jami’, warga sekitar dan petugas stasiun Wates. Mereka menghabiskan waktu untuk “ngangkring” sampai malam serta “ngobrol” lesehan maupun di tempat duduk yang disediakan.
            Angkringan OB, terletak di jalan M. Dawam 15 Wates Kulon Progo tepatnya di depan kantor Departemen Agama Kulon Progo. Buka mulai pukul 18.00 sampai dini hari. Menyediakan berbagai macam makanan khas angring mulai dari nasi kucing, gorengan, wedang jahe. Namun ada minuman khas angkring OB yang tidak ada di angring lain seantero wates. Apakah minuman itu?
            Minuman yang dimaksud adalah Es Sogem alias soda gembira. Minuman dengan campuran susu, sirop dan soda yang dapat berupa coca-cola atau fanta ini memang sederhana namun Benjo mematok harga spesial untuk minuman ini yaitu Rp. 2.500,- per gelas. Ia beralasan bahwa dengan harga yang terjangkau, tentunya pelanggan akan menikmati dan dengan persaingan angkringan yang banyak, membangun loyalitas pelanggan itu penting. Dan selain makanan dan minuman yang telah disebutkan di atas, angkringan OB juga menyediakan mie instan dengan tambahan sayuran sesuai keinginan pembeli. Harga yang dipatok untuk seporsi mi instan tampa telur cukup Rp. 2.500,- per-porsi.
            Benjo mengungkapkan masih banyak hambatan yang ia rasakan dalam membangun usaha ini. Selain sedang membangun loyalitas pembeli, ia juga menjadi pelayan sendiri di angkringannya itu. Selauin menjajakan makanan tentunya mencuci perabotan adalah pekerjaan lain yang cukup melelahkan. Terlebih lagi ketika pembeli yang datang sedang ramai.

Amri Muttaqin (10730053)

0 komentar:

Post a Comment