10/23/12

Pede Cari Duit Sendiri

0 komentar

Menjadi mandiri secara ekonomi di usia muda mungkin menjadi impian setiap orang. Lantas, apa hal itu hanya menjadi mimpi semata? Atau impian itu dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata?
Aditya Reza, mahasiswa Pendidikan Bimbingan Konseling (Pend.BK) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta adalah satu dari sekian banyak orang yang ingin menjadi mandiri secara ekonomi di usia muda itu. Pria yang menginjak usia 22 tahun ini selain sibuk kuliah juga sedang sibuk memasarkan parfum sebagai langkah untuk mewujudkan impian mandiri ekonomi dikala muda.
“Ya pengennya kan di usia kepala dua sudah tidak lagi mengemis duit  dari orangtua”, akunya. “Pede aja bila sudah mampu mencari duit sendiri”, tambahnya.
Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Ngawi ini menuturkan bahwa dalam menjalani usahanya ini berangkat dari kenalannya dengan supplier parfum di Surabaya. Merasa tertarik dengan omset dan pangsa pasar, Reza—nama sapaan akrabnya—memberanikan diri untuk mencoba menjadi distributor dari kenalannya ini. “Awalnya sih ya sekedar bantu-bantu memasarkan parfum itu ke temen-temen kampus dari mulut ke mulut”, lanjutnya, “Dari situ kan saya bisa belajar bagaimana cara pemasaran yang baik, bagaimana berkomunikasi dengan konsumen, dan pastinya menambah relasi”.
Setelah mendapat respon yang bagus dari para pelanggan-pelanggannya ini, Reza berkeinginan untuk menyewa kios sendiri. “Mengingat permintaan klien yang terus meningkat, di pikir-pikir lebih baik saya punya kios”, tuturnya. Namun, memiliki kios sendiri itu bukanlah hal mudah. Ia mengakui ada kendala dalam permodalan. Setelah bernegosiasi dengan orangtua, akhirnya ia pun mengorbankan sepeda motornya dijual untuk biaya sewa kios. “ Saat itu, saya menjual motor saya untuk modal sewa kios”, tuturnya. “Dalam usaha kan, mesti ada hal yang mesti dikorbankan”, tambahnya dengan senyuman.
Ia mengakui bahwa mental beraninya ini tak luput dari nilai-nilai yang di ajarkan oleh orangtuanya. Orangtua Reza adalah seorang pengusaha jasa Soundsystem dan perlengkapan pernikahan di daerah Ngawi, Jawa Timur. “Orangtua saya mengajari saya untuk berani mengambil resiko”, lanjutnya, “Jadi saat saya mengajukan untuk menjual motor, Bapak saya cuma menanyakan ‘yakin kamu dik?’ dan memberi sedikit petuah”, akunya dengan sedikit terkekeh.
Pria yang berperingai santai, humoris dan low profile ini juga menceritakan bahwa hal yang sulit dalam usaha Parfum ini adalah pemasaran. Mengingat banyak konsumen yang bila sudah menjadi pelanggan tetap di suatu toko sangat susah sekali untuk berpindah haluan. “Paradigma konsumen yang sudah biasa beli di toko A sangat susah sekali untuk berpindah toko”. Namun, bagi Reza, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak tetap melaju. Ia semakin merasa tertantang untuk selalu memberikan inovasi-inovasi di kiosnya. Saat ini omset kios parfum Reza sehari dapat meraup pendapatan kotor senilai Rp. 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- . Bahkan, saat ini Reza pun berencana untuk membuka kios di Tangerang, Banten.

Oleh : Johan Saputro

0 komentar:

Post a Comment