Menjadi mandiri secara ekonomi di usia muda mungkin menjadi impian
setiap orang. Lantas, apa hal itu hanya menjadi mimpi semata? Atau impian itu
dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata?
Aditya Reza, mahasiswa Pendidikan Bimbingan Konseling (Pend.BK)
Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta
adalah satu dari sekian banyak orang yang ingin menjadi mandiri secara ekonomi
di usia muda itu. Pria yang menginjak usia 22 tahun ini selain sibuk kuliah
juga sedang sibuk memasarkan parfum sebagai langkah untuk mewujudkan impian
mandiri ekonomi dikala muda.
“Ya pengennyakan
di usia kepala dua sudah tidak lagi mengemis
duit dari orangtua”, akunya. “Pede aja bila sudah mampu mencari duit
sendiri”, tambahnya.
“Ya pengennya
Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Ngawi ini menuturkan bahwa
dalam menjalani usahanya ini berangkat dari kenalannya dengan supplier parfum
di Surabaya .
Merasa tertarik dengan omset dan pangsa pasar, Reza—nama sapaan
akrabnya—memberanikan diri untuk mencoba menjadi distributor dari kenalannya
ini. “Awalnya sih ya sekedar
bantu-bantu memasarkan parfum itu ke temen-temen kampus dari mulut ke mulut”,
lanjutnya, “Dari situ kan saya bisa belajar
bagaimana cara pemasaran yang baik, bagaimana berkomunikasi dengan konsumen,
dan pastinya menambah relasi”.
Setelah mendapat respon yang bagus dari para pelanggan-pelanggannya
ini, Reza berkeinginan untuk menyewa kios sendiri. “Mengingat permintaan klien
yang terus meningkat, di pikir-pikir lebih baik saya punya kios”, tuturnya.
Namun, memiliki kios sendiri itu bukanlah hal mudah. Ia mengakui ada kendala
dalam permodalan. Setelah bernegosiasi dengan orangtua, akhirnya ia pun
mengorbankan sepeda motornya dijual untuk biaya sewa kios. “ Saat itu, saya
menjual motor saya untuk modal sewa kios”, tuturnya. “Dalam usaha kan , mesti ada hal yang
mesti dikorbankan”, tambahnya dengan senyuman.
Ia mengakui bahwa mental beraninya ini tak luput dari nilai-nilai
yang di ajarkan oleh orangtuanya. Orangtua Reza adalah seorang pengusaha jasa
Soundsystem dan perlengkapan pernikahan di daerah Ngawi, Jawa Timur. “Orangtua
saya mengajari saya untuk berani mengambil resiko”, lanjutnya, “Jadi saat saya
mengajukan untuk menjual motor, Bapak saya cuma menanyakan ‘yakin kamu dik?’
dan memberi sedikit petuah”, akunya dengan sedikit terkekeh.
Pria yang berperingai santai, humoris dan low profile ini juga
menceritakan bahwa hal yang sulit dalam usaha Parfum ini adalah pemasaran.
Mengingat banyak konsumen yang bila sudah menjadi pelanggan tetap di suatu toko
sangat susah sekali untuk berpindah haluan. “Paradigma konsumen yang sudah
biasa beli di toko A sangat susah sekali untuk berpindah toko”. Namun, bagi
Reza, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak tetap melaju. Ia semakin merasa
tertantang untuk selalu memberikan inovasi-inovasi di kiosnya. Saat ini omset
kios parfum Reza sehari dapat meraup pendapatan kotor senilai Rp. 500.000,-
sampai dengan Rp 1.000.000,- . Bahkan, saat ini Reza pun berencana untuk
membuka kios di Tangerang, Banten.
Oleh
: Johan Saputro
0 komentar:
Post a Comment