Merintis usaha memang bukanlah hal yang mudah,
butuh ketelatenan dan kesabaran. Menjadi seorang yang berjiwa entrepreneur
harus siap dengan persaingan. Maka perlu adanya jiwa yang kreatif dan inovatif.
Menjadi lulusan sarjana tak menjamin dirinya akan bergelar menjadi seorang PNS
ataupun bekerja sesuai bidangnya. Sekarang ini orang lebih suka merintis usaha
sendiri karena lebih nyaman dan santai. Yang perlu diperhatikan berwirausaha
terkadang pun harus melihat kondisi dan budget atau dana yang dimiliki, itu
merupakan suka duka menjadi wirausahawan yang berbeda dengan seorang pegawai
yang tinggal duduk terima jadi.
Toko
Hoki yang awalnya berdiri di jalan Kaliurang 14 km di daerah Perum Pamungkas dulu
juga mengalami pasang surut. Bermodalkan uang yang tak terlalu banyak, bahkan modal
dari pinjaman utang, dan tekad yang bulat berdirilah toko ini. Selain toko
Hoki, Mbak Nurma, pemilik toko ini, juga mendirikan rental computer, disamping itu
juga ada toko baby toys, peralatan untuk keperluan sehari-hari, dll.
Mbak
Nurma sebenarnya basicnya adalah lulusan dari Ilmu Pemerintahan, tapi karena
dia tidak diterima ketika mendaftar menjadi CPNS, ia pun banting stir untuk
menjadi wirausahawan. Merasa kecewa karena tidak diterima menjadi PNS, dia
menghibur diri dengan tinggal di tempat saudara. Siapa tahu bisa memberikan
keberuntungn atau bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi setelah lama ditunggu-tunggu
hasilnya tetap nihil, ia tak jua mendapatkan pekerjaan. Setelah berdiskusi
dengan saudaranya, akhirnya dia bertekad berwirausaha sendiri dan akhirnya
lambat laun usaha tersebut akhirnya ramai.
Tahun
2010, ketika terjadi bencana Merapi mengakibatkan tempat usahanya berantakan. Maka
dia pun pindah ke rumah barunya di jl. Candi Sambisari, Kalasan, Sleman bersama
sang suami. Enam bulan pertama dia mengalami sedikit kekecewaan karena usaha di
tempat barunya belum memberi perubahan yang berarti yang tidak seperti di
tempat usahanya terdahulu di jalan Kaliurang.
Saat itu dia juga masih merintis rental
computer, baby toys, pakaian bayi dan juga toko sembako. “Tapi namanya juga
memulai dari nol lagi, kudu sabar. . .” ungkap mbak Nurma. Tapi tiada disangka
setelah membeli alat photocopy dan juga peralatan alat tulis memang benar-benar
bikin hoki. Setiap hari tak pernah sepi orang yang berdatangan. “Rencana sih
pengen nambah 1 photocopy lagi biar ada tambahan lebih. . .”tambahnya di
sela-sela waktunya. Usahanya biasa buka pukul 06.00 sampai 21.00 malam. Tapi
terkadang sampai pernah semalaman gak tidur karena ada pekerjaan photocopy yang
harus dikerjakan kilat. “Sering ada photocopy kilat harus jadi besok pagi gitu,
ini biasanya dari CEO”, ungkapnya. Untuk pendapatan, ia menuturkan, “Alhamdulillah
terkadang dapat 1 sampai 2 jutaan, kalau hari biasa ya lumayanlah. Terus kalau
beli kertas saya bisa 2 sampai 3 kali dalam seminggu, sekali beli saya biasa
habis kurang lebih 1 jutaan”.
Menjadi
seorang wirausahawan yang berdiri sendiri memang cukup sulit, apalagi mencari
pelanggan yang notabene persaingan pun dimana-mana. Di butuhkan pelayanan yang
ramah dan maksimal. “Usaha apapun itu kuncinya satu, yaitu disiplin”, ujarnya
berpesan.
Oleh: Devi Nur Laila
0 komentar:
Post a Comment