Masa
paling berat sebagai pengusaha adalah masa-masa merintis usaha. Masalah modal
seolah menjadi momok utama bagi seseorang yang berniat untuk mendirikan sebuah
entitas bisnis. Namun, begitulah kehidupan nyata, kendala-kendala selalu pasti
ada, bisnis tanpa kendala hanyalah retorika dalam dunia dongeng belaka. Oleh karena itu, selain diperlukan keyakinan
yang kuat, juga diperlukan usaha, usaha, dan usaha. Hal itulah yang hendaknya
dimiliki pengusaha.
Pernyataan
tersebut disampaikan oleh Akbar “Njono” Fahmi, salah satu owner dari Solo Project , usaha jasa bidang fotografi dan
videography yang berdiri sejak 26 febuari 2011 lalu. “Jangan pernah takut buat
wirausaha”, ungkap pria berkulit gelap yang sering disapa Njono ini. “Rata rata
temen temen yang masih muda terkendala dengan modal awal saat ingin membuka
usaha”. Ia melanjutkan, “Harusnya pandangan ini dibuang jauh-jauh, modal bisa
kita cari.” Terusnya, “Bank bisa tutup kalau ngga ngasi pinjaman
kredit ke pengusaha, jadi tenang aja bos. “Yakin dalam menjalani, juga usaha,
usaha,dan usaha, maka insyaAllah pasti ada jalan”, tukasnya.
Njono
menceritakan bahwa Solo Project didirikan atas dasar kesamaan hobi di antara
teman-temannya. Kecintaan akan dunia fotografi membuat sekumpulan mahasiswa
Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta
ini mencoba menjadikan sebagai suatu kesempatan berwirausaha. “Awalnya
menyalurkan hobi, ujung ujung nya duit juga, kami adalah tim yang awalnya
memang memiliki hobi dasar yang hampir sama, basic yang sama dan kemampuan yang saya anggap cukup, kenapa ngga merubah hobi jadi pekerjaan yang
menyenangkan?”, ungkap Njono.
Saat ini, client dari Solo Project telah
menyebar di beberapa kota di antaranya Jakarta, dan Solo. Solo Project melayani
jasa pre wedding, foto wisuda, foto company, dsb. Hadirnya jejaring social
yang tidak berbayar turut membantu dalam proses pemasaran. “Semua media kita
coba pakai untuk promo, mulai dari jejaring social yang free hingga yang berbayar, flyers
dan media cetak lain juga kita pakai, namun yang potensial saat ini, adalah
mulut ke mulut, karena kita disini berbicara kualitas jasa yang susah untuk
dituliskan”, ungkapnya.
Oleh : Johan Saputro
0 komentar:
Post a Comment