Berawal hobi melihat kerajinan membatik saat sekolah dulu, kini
ibu Dwi sudah sukses dengan usahanya sendiri memproduksi batik. Yogyakarta
adalah kota pelajar dan seni, setiap mendengar nama kota ini pasti yang ada
dalam pikiran adalah gudeg makanannya, bakpia dan geplak jajanannya, dan batik
bajunya, hal ini lah yang mendorong ibu Dra. H. V. Dwi Heningjayanti untuk
merambah bisnis ke dunia batik.
merambah bisnis ke dunia batik.
Bu Dwi tidak lelah untuk membangun usaha batiknya agar lebih maju
lagi. Banyak perajin batik yang ada di Yogyakarta ini, namun ibu Dwi optimis
dan percaya bahwa dengan banyaknya pesaing maka usaha kita akan lebih dikenal
dengan ketekadan dan ketekunan kita.
Ibu dari tiga anak ini memulai usahanya pada awal tahun 2007. Bu
Dwi tidak lelah untuk membangun usaha batiknya agar lebih maju lagi. “Hanya
bermodal niat dan tekad, ia mencoba membuka usaha batik, mulai pembuatan sampai
produksi baju, mulai baju kecil, remaja, dewasa dan tua”, begitu ungkapnya.
Usaha kecil-kecilan ini dilakukan di kediamannya sendiri yang
berada di daerah Sewon Yogyakarta. “Sebenarnya saya ingin fokus dalam usaha
sanggar batik ini, namun kendalanya adalah kekurangan pegawai dan susahnya
pegawai tetap, selain itu modal juga masih kurang”, Ungkap guru SMK 3 Kasihan
Bantul ini.
Usaha Bu Dwi ini diberi nama sanggar batik Madani. Selain
memproduksi kain batik, sanggar ini juga menerima kursus membatik. “Tidak
sedikit dari wisatawan dalam dan luar negeri yang belajar membatik di sanggar
batik madani ini hlo”, ungkapnya.
“Motivasi saya membuat dan membangun usaha ini adalah untuk
mencari tambahan income keluarga dan
melestarikan budaya batik Indonesia”, tuturnya. Saat ini sudah banyak pelanggan
yang telah memakai batik produksi sanggar batik madani ini. Bahkan, bisa
dikatakan setiap tahunnya banyak pelanggan yang datang untuk memesan bahan atau
kain batik dan baju-baju batik, pesanan akan ramai saat menjelang idul fitri
dan acara-acara tertentu.
Oleh : Mertylina Yoga P.
0 komentar:
Post a Comment