Desa brayut,
Pandowoharjo, Sleman memiliki sejarah panjang pada saat perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Desa ini
dulunya sempat dihancurkan Belanda dengan bom karena dianggap sebagai markas
Tentara Pelajar. Seiring perguliran waktu, kini era telah berganti , rezim pun
berubah, desa Brayut telah menjadi sebuah desa wisata.
Status sebagai ‘desa
wisata’ memberikan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat sekitar. Hal ini pula
yang dirasakan oleh Budi Utomo, pemilik galeri Ani-Ani Jewellery yang resmi
berdiri pada Januari 2012. Meskipun perjalanan usaha mandirinya masih
dikategorikan dalam waktu yang relatif singkat, namun jangkauan pemasarannya
saat ini sudah cukup luas. Ani-Ani jewellery adalah penyetor utama Mirota Batik Pakem,Omah Mode Yogyakarta,
Omah Mode Solo, Omah Mode Salatiga, Omah Mode Kudus, Omah Mode Surabaya, Mirota
Pasar Raya,dsb. “Pada akhirnya kita mampu
memasarkan kerajinan pernak pernik yang di buat oleh warga sekitar”, ungkapnya.
Budi Utomo menceritakan
bahwa ia sempat menjadi pengusaha pernak-pernik di pulau Bali sebelum mendirikan
Ani-Ani Jewellery di desa Brayut. “Saya pernah merantau menjadi seorang
pengusaha pernak-pernik di pulau Bali”.
Namun karena kenangan masa lalu, ia memutuskan untuk kembali berwirausaha di
desanya, Desa Brayut. “Hal ini bukan sekedar meneruskan usaha di Bali , tetapi karena dulu saya pernah menjadi pengurus di
desa ini, akhirnya saya memutuskan kembali berjuang disini”, lanjutnya, “Apalagi
desa ini telah menjadi desa wisata yang menjadi tujuan wisata bagi pengunjung
luar kota hingga mancanegara”, ungkapnya.
Kini Budi Utomo
menyatakan fokus dengan usaha Ani-Ani jewellery. Ani-Ani Jewellery menyediakan berbagai
pernak-pernik perhiasan
etnik seperti kalung, gelang, ikat pinggang, anting-anting, bross, cincin dan
accesories buatan tangan lainnya. Menurutnya, handmade desa wisata selalu berpeluang laris manis dikarenakan
keunikan dari hasil karya tangan itu sendiri
juga ditambah dengan posisi tempat usaha yang mampu menarik pengunjung.
Budi Utomo menegaskan untuk menjadi pengusaha haruslah memiliki
ketekunan, keuletan dan tekat yang kuat. Selain itu mengingat ia tinggal di
kawasan desa wisata, ia berkata, “Manfaatkan peluang yang ada dengan memaksimalkan
potensi yang dapat ditawarkan bagi para
wisatawan, suguhkan keindahan alam di desa wisata sehingga mampu memberikan daya tarik”.
Oleh
: Monica Merly Pangalila
0 komentar:
Post a Comment