Menggadaikan sertifikat sawahpun dilakukan oleh kakak beradik, Doto
dan Wito untuk membangun sebuah peternakan ayam. Berawal dari
kegalauan mereka sepulang dari tanah rantau, akhirnya mereka
memutuskan untuk mencoba peruntungan sebagai peternak ayam potong
(broiler) di tanah kelahirannya, Sragen, Jawa Tengah.
“Cukup lama saya merantau di Lampung, sekitar 15 tahunan bekerja
sebagai pelayan rumah makan”, ungkap Doto. Ia mengungkapkan sudah
mencapai titik kejenuhan bekerja sebagai pelayan. Maka ia pun
memutuskan untuk pulang kampung dan memulai bidang pekerjaan yang
baru. “Kebetulan adik saya, Wito sudah mengerti seluk beluk tentang
peternakan ayam, maka saya ajak bicara dia tentang maksud saya untuk
beternak ayam”, ungkapnya.
Setelah pembicaraan tersebut pun, kami sepakat untuk beternak ayam
potong sebanyak 4000 ekor. Biaya untuk membangun sebuah kandang ayam
tersebut menghabiskan dana sekitar Rp. 110.000.000,00. “Kandang
kami buat semuanya dengan bamboo dengan model rumah panggung”.
Kemudian untuk operasional, Doto mempekerjakan dua orang pekerja
untuk membantu memelihara ayam. “Dua orang cukup untuk melaksanakan
tugas sehari-hari”, lanjutnya, “Tidak susah mencari orang yang
mau bekerja kasar di kandang ini, karena warga sini cukup banyak yang
menganggur”, ungkapnya.
Sementara itu, kebutuhan akan bibit dan pakan, ia bermitra dengan
perusahaan peternak ayam berskala besar. Menurutnya, harga ayam yang
naik turun mengikuti inflasi, sebagai langkah awal dalam membangun
bisnis dan jaringan lebih aman dengan menggunakan sistem kemitraan.
“Dengan system kemitraan, kami tidak dipusingkan dengan mahalnya
harga pakan dan bibit juga masalah pemasaran”, tuturnya. Melalui
system kemitraan ini, perusahaan menyediakan bibit dan pakan serta
bertanggungjawab dalam pemasaran ayam yang sudah siap panen. Peternak
hanya bertanggungjawab dalam merawat ayam sehari-sehari. Keuntungan
ataupun kerugian yang terjadi ditanggung kedua belah pihak.
“Dalam membangun peternakan ayam ini, modal berasal dari patungan
saya dengan Wito, pinjaman Bank, juga menggadaikan sertifikat sawah
orangtua”, jelasnya. “Puji Tuhan, hasil panen ayam kami cukup
bagus, setelah dua tahun berjalan semua pinjaman sudah lunas”.
Saat ditanyakan apa yang menjadi kendala dalam bisnis peternakan
ayam, Doto mengaku sangat was-was terhadap penyebaran penularan virus
flu burung meski vaksinasi dan pemeliharaan kebersihan kandang selalu
ia utamakan. “Flu burung memberi efek luas, bila pemberitaan
tentang flu burung menjadi topic utama, sudah pasti harga ayam akan
rendah, itu artinya berpengaruh juga terhadap kehidupan peternak
ayam”.
Oleh :
Johan Saputro
1 komentar:
Perjuangan yang penuh semangat, dan sangat berhasil.
Untuk lebih berhasil lagi di dalam peternakan ayam broiler, saat ini AOS FARM telah mengeluarkan produk AOS AMINO, yang berfungsi untuk mendorong bertumbuhan ayam, ayam lebih tahan terhadap penyakit, dan menghilangkan bau kandang.
Untuk lebih jelasnya silahkan berkunjung ke www.aosfarm.blogspot.com/ayam-broiler.
Terima kasih, salam semangat.
Post a Comment