1/8/13

Lebih Aman, Ternak Ayam Bermitra dengan Perusahaan

1 komentar
Menggadaikan sertifikat sawahpun dilakukan oleh kakak beradik, Doto dan Wito untuk membangun sebuah peternakan ayam. Berawal dari kegalauan mereka sepulang dari tanah rantau, akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba peruntungan sebagai peternak ayam potong (broiler) di tanah kelahirannya, Sragen, Jawa Tengah.
“Cukup lama saya merantau di Lampung, sekitar 15 tahunan bekerja sebagai pelayan rumah makan”, ungkap Doto. Ia mengungkapkan sudah mencapai titik kejenuhan bekerja sebagai pelayan. Maka ia pun memutuskan untuk pulang kampung dan memulai bidang pekerjaan yang baru. “Kebetulan adik saya, Wito sudah mengerti seluk beluk tentang peternakan ayam, maka saya ajak bicara dia tentang maksud saya untuk beternak ayam”, ungkapnya.
Setelah pembicaraan tersebut pun, kami sepakat untuk beternak ayam potong sebanyak 4000 ekor. Biaya untuk membangun sebuah kandang ayam tersebut menghabiskan dana sekitar Rp. 110.000.000,00. “Kandang kami buat semuanya dengan bamboo dengan model rumah panggung”. Kemudian untuk operasional, Doto mempekerjakan dua orang pekerja untuk membantu memelihara ayam. “Dua orang cukup untuk melaksanakan tugas sehari-hari”, lanjutnya, “Tidak susah mencari orang yang mau bekerja kasar di kandang ini, karena warga sini cukup banyak yang menganggur”, ungkapnya.
Sementara itu, kebutuhan akan bibit dan pakan, ia bermitra dengan perusahaan peternak ayam berskala besar. Menurutnya, harga ayam yang naik turun mengikuti inflasi, sebagai langkah awal dalam membangun bisnis dan jaringan lebih aman dengan menggunakan sistem kemitraan. “Dengan system kemitraan, kami tidak dipusingkan dengan mahalnya harga pakan dan bibit juga masalah pemasaran”, tuturnya. Melalui system kemitraan ini, perusahaan menyediakan bibit dan pakan serta bertanggungjawab dalam pemasaran ayam yang sudah siap panen. Peternak hanya bertanggungjawab dalam merawat ayam sehari-sehari. Keuntungan ataupun kerugian yang terjadi ditanggung kedua belah pihak.
“Dalam membangun peternakan ayam ini, modal berasal dari patungan saya dengan Wito, pinjaman Bank, juga menggadaikan sertifikat sawah orangtua”, jelasnya. “Puji Tuhan, hasil panen ayam kami cukup bagus, setelah dua tahun berjalan semua pinjaman sudah lunas”.
Saat ditanyakan apa yang menjadi kendala dalam bisnis peternakan ayam, Doto mengaku sangat was-was terhadap penyebaran penularan virus flu burung meski vaksinasi dan pemeliharaan kebersihan kandang selalu ia utamakan. “Flu burung memberi efek luas, bila pemberitaan tentang flu burung menjadi topic utama, sudah pasti harga ayam akan rendah, itu artinya berpengaruh juga terhadap kehidupan peternak ayam”.


Oleh : Johan Saputro

1 komentar:

AOS FARM said...

Perjuangan yang penuh semangat, dan sangat berhasil.
Untuk lebih berhasil lagi di dalam peternakan ayam broiler, saat ini AOS FARM telah mengeluarkan produk AOS AMINO, yang berfungsi untuk mendorong bertumbuhan ayam, ayam lebih tahan terhadap penyakit, dan menghilangkan bau kandang.
Untuk lebih jelasnya silahkan berkunjung ke www.aosfarm.blogspot.com/ayam-broiler.
Terima kasih, salam semangat.

Post a Comment