Adalah Ngatijo, yang akrab disapa pak
Lencek di kalangan warga. Pria berusia 52 tahun menggauli bisnis bubur ayam
sejak empat tahun lalu. Usaha cerdik ia peroleh saat melihat di Wates, kota
tempat tinggalnya ini hanya menemui dua pedagang bubur ayam pagi dan salah satu
pedagang hanya “ngetem” alias tidak berkeliling. Dan tak tanggung-tanggung ia
mantap hingga kini mampu menafkahi keluarganya.
Tidak
tanggung-tanggung pula banderol harga yang Ngatijo tawarkan cukup kompetitif,
Rp. 3000,- per porsi cukup untuk menarik beberapa pembeli dan menjadi pelanggan
setia. namun jangan heran bahwa di Wates, Kulon Progo. ia mampu mendapatkan
laba bersih sebesar Rp. 50.000,- per hari dengan waktu dagang mulai pukul
05.00-09.00.
Ngatijo
mengungkapkan bahwa setiap hari ia mampu menjual sekitar 60 porsi bubur ayam
dengan modal dasar beras 2kg. Dan selama ia berjualan hanya 3 kali dagangannya
tidak habis. Dan kini ia tahu bahwa menjajakan dengan rute yang tetap serta
cukup jauh (sekitar 5km) mampu membuat dagangannya lebih laku. Bahkan terkadang
ia menerima pertanyaan dari pelanggannya melalui sms apakah akan berjualan hari
ini atau tidak.
Dari
penghasilannya berjualan bubur ayam keliling, Ngatijo mampu menghidupi
keluarganya. Dan kini kedua anaknya telah bekerja dan menikah sehingga ia
merasa beban keluarganya sudah ringan. Bahkan ketika musim penghujan seperti
pertengahan Januari ini, ia dapat pulang lebih awal sekitar pukul 08.00.
Kemudian
berbicara mengenai teknik atau strategi penjualan, Ngatijo mengungkapkan bahwa
apabila berjualan makanan berat dan panas, hal yang paling diperhatikan tentu
saja cita rasa yang konsisten. Karena dijual pagi hari dan pembeli tentu
mempunyai aktivitas selama setengah hari sebelum waktu makan siang, maka memberikan
jamuan makan terbaik adalah kunci utama bisnis makanan pagi.
Kemudian
yang patut juga diperhatikan adalah menjalin keakraban dengan pembeli. Ngatijo
memperhatikan bahwa pembeli bubur ayamnya rata-rata adalah ibu-ibu dan
perempuan. Hal ini tentu saja menjadi kesempatan untuk memperluas pasar
dagangan dengan menggunakan “ World of mouth” sehingga pelanggan potensial akan
semakin banyak.
0 komentar:
Post a Comment