1/8/13

Ngatijo Bubur Ayam Murah Merakyat

0 komentar

Adalah Ngatijo, yang akrab disapa pak Lencek di kalangan warga. Pria berusia 52 tahun menggauli bisnis bubur ayam sejak empat tahun lalu. Usaha cerdik ia peroleh saat melihat di Wates, kota tempat tinggalnya ini hanya menemui dua pedagang bubur ayam pagi dan salah satu pedagang hanya “ngetem” alias tidak berkeliling. Dan tak tanggung-tanggung ia mantap hingga kini mampu menafkahi keluarganya.

          Tidak tanggung-tanggung pula banderol harga yang Ngatijo tawarkan cukup kompetitif, Rp. 3000,- per porsi cukup untuk menarik beberapa pembeli dan menjadi pelanggan setia. namun jangan heran bahwa di Wates, Kulon Progo. ia mampu mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 50.000,- per hari dengan waktu dagang mulai pukul 05.00-09.00.

          Ngatijo mengungkapkan bahwa setiap hari ia mampu menjual sekitar 60 porsi bubur ayam dengan modal dasar beras 2kg. Dan selama ia berjualan hanya 3 kali dagangannya tidak habis. Dan kini ia tahu bahwa menjajakan dengan rute yang tetap serta cukup jauh (sekitar 5km) mampu membuat dagangannya lebih laku. Bahkan terkadang ia menerima pertanyaan dari pelanggannya melalui sms apakah akan berjualan hari ini atau tidak.

          Dari penghasilannya berjualan bubur ayam keliling, Ngatijo mampu menghidupi keluarganya. Dan kini kedua anaknya telah bekerja dan menikah sehingga ia merasa beban keluarganya sudah ringan. Bahkan ketika musim penghujan seperti pertengahan Januari ini, ia dapat pulang lebih awal sekitar pukul 08.00.

          Kemudian berbicara mengenai teknik atau strategi penjualan, Ngatijo mengungkapkan bahwa apabila berjualan makanan berat dan panas, hal yang paling diperhatikan tentu saja cita rasa yang konsisten. Karena dijual pagi hari dan pembeli tentu mempunyai aktivitas selama setengah hari sebelum waktu makan siang, maka memberikan jamuan makan terbaik adalah kunci utama bisnis makanan pagi.

          Kemudian yang patut juga diperhatikan adalah menjalin keakraban dengan pembeli. Ngatijo memperhatikan bahwa pembeli bubur ayamnya rata-rata adalah ibu-ibu dan perempuan. Hal ini tentu saja menjadi kesempatan untuk memperluas pasar dagangan dengan menggunakan “ World of mouth” sehingga pelanggan potensial akan semakin banyak.

Oleh : Amri Muttaqin

0 komentar:

Post a Comment