12/4/12

Manfaatkan Program Dikti, Gunawan jadi Suplier Mie Jiting

0 komentar

Berawal dari program kewirausahaan yang ditawarkan oleh direktorat Perguruan Tinggi, Gunawan Saputro menjajaki karir sebagai pengusaha. “Adanya program kewirausahaan dari Dikti memantik semangatku untuk menjajal berdagang mie ‘jiting’ di kawasan lembah UGM”, ungkap pemuda kelahiran 1989 ini.

Gunawan sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada melihat peluang untuk berjualan makanan ringan di kawasan lembah UGM sangatlah besar. Oleh karena itu, ketika ia membuka website dikti yang menginformasikan adanya beasiswa bagi mahasiswa untuk berwirausaha, Gunawan tak menyia-nyiakannya. “Setelah membaca informasi dari website dikti itu, lantas saya mencoba membuat proposal bisnis plan”, ungkapnya. “Hal ini didasari karena peluang berjualan makanan ringan di lembah UGM saat Sunday morning (sunmor) sepertinya sangat menjanjikan”.

“Saya tidak sendirian membuat proposal, saya membentuk tim yang terdiri dari tiga orang”, lanjutnya, “tim saya bentuk atas dasar kesamaan daerah, biar gampang koordinasinya”, tambah alumni diploma tiga geodesi UGM ini. Proposal yang mereka ajukan tanpa disangka-sangka diterima dan disetujui oleh Dikti. Menurut Gunawan, sebenarnya proposal yang ia tawarkan bukanlah proposal bisnis yang ‘baru’ dan ‘inovatif’, Gunawan menjelaskan bahwa yang lebih ia tekankan dalam proposal itu adalah kebersinambungan usaha dan peluang bertahannya. “Memfokuskan pada keberlangsungan usaha itu, kami—Gunawan bersama tim—memilih usaha dengan berdagang ‘mie jiting’ saat Sunmor, dan  sekaligus menjadi supplier mie ‘jiting’ untuk kawasan kantin-kantin di Jogja”, ungkapnya.

Saat ini, Gunawan telah memetik hasil dari perjuangannya. Setiap minggu pagi ia bersama teman-temannya berjualan mie ‘jiting’ ini di kawasan lembah UGM. “Semua pedagang yang berdagang mie jiting di semua titik di kawasan Sunmor itu adalah dagangan saya”, ungkapnya sambil tersenyum bersahabat. “Kami memulai berjualan sekitar jam setengah enam pagi, ada lima titik kami berjualan, dan kira-kira tiap titik bisa menghabiskan sampai 12 paket”, jelasnya. “Satu paket isinya ada 50 plastik kecil, yang per plastic harganya seribu rupiah, sedang bila membeli satu paket harganya kena empat puluh ribu rupiah”, lanjutnya, “Jadi kira-kira setiap minggunya, dari berjualan di Sunmor ini kami dapat meraup pendapatan kotor kira-kira dua sampai dua setengah juta, belum lagi pendapatan dari hasil titip di kantin-kantin di daerah Jogja”,demikian ungkap pemuda lulusan SMK ini. “Nanti dari hasil itu, kami potong sekitar dua ratus lima puluh ribu untuk upah teman-teman yang membantu berdagang”, jelasnya.

Oleh : Johan Saputro

0 komentar:

Post a Comment