12/4/12

Giarto Bengkel, The Power Of Word Of Mouth

0 komentar
Adalah Sugiharto, pria berusia 36 tahun yang akrab disapa Mbah Jenggot ini memulai usaha sampingan bengkel dan spesialis mekanik motor inden di rumahnya sejak 7 tahun yang lalu. Sebelum ia akhirnya di-PHK oleh Tunas, sebuah badan usaha penyalur motor Honda sekitar 4 bulan lalu, usaha yang ia rancang sendiri dirumahnya merupakan usaha sampingan.


          Berbekal pengalaman yang ia peroleh dari bekerja di AHASS, Sugiarto berani membuka bengkel sendiri di rumahnya, yaitu di jalan Godean-Seyegan tepatnya 100 meter utara Selokan Mataram. Padahal lokasi bengkelnya jauh dari pemukiman dan terletak di tengah persawahan namun ia mempunyai trik dalam menjalankan usahanya.
          Sugiarto, ketika bekerja di AHASS dan HRC menjadi mekanik motor spesialis inden buatan luar negeri seperti: CBR, Phantom, Air Blade, Sonic, dan type-type lain yang diproduksi pabrikan motor Honda. Dan ketika ia terkena PHK, beberapa pelanggan sempat mencarinya hingga ke rumahnya. Dari hal tersebut hingga kini pelanggan setia Sugiharto berdatangan ke bengkel yang berada di rumahnya sendiri.
          Memang pelanggan di bengkel Sugiharto banyak yang berasal dari berbagai macam komunitas motor, seperti Honda CBR Club, Tiger Club, Ninja dll. Berbagai komunitas tersebut menjadi semacam “ambassador” bagi bengkelnya untuk promosi. Dan hal  tersebut terbukti berhasil. Dengan pelanggan tetap hingga lingkup Jawa Tengah (Pati, Pekalongan), mereka bahkan rela sampai antri panjang demi mendapatkan jasa mekanik motor yang memuaskan.
          Sugiarto mengaku, setiap hari rata-rata tiga buah sepeda motor ia kerjakan dan dari berbagai tingkat kesulitan, mulai dari ganti oli hingga turun mesin serta motor setelah kecelakaan. Ia selalu turun tangan sendiri dan terkadang di akhir pekan adiknya membantu mereparasi motor-motor dengan tingkat kesulitan yang sedang. Dan berbicara omset, Sugiarto mampu mengantongi 1 juta rupiah setiap minggunya. Profit yang ia peroleh itu berasal dari penjualan sparepart inden yang harus dipesan dari luar kota dan jasa servis.
          Sugiharto menuturkan bahwa usaha yang ia rintis bukan tanpa hambatan. Terkadang dirinya yang kecapekan karena sering nglembur dan tanpa partner menghambat usahanya. Dan lagi modal membeli suku cadang mahal karena motor-motor yang ia garap rata-rata bukan motor yang dirilis di Indonesia. Namun ia mengaku menikmati pekerjaannya dan akan merintisnya untuk berkembang besar. “Tetap semangat dan gak usah neko-neko kalau usaha montir itu”, ungkapnya.

Oleh: Amri Muttaqin

0 komentar:

Post a Comment