12/25/12

Es Siwalan, Primadona di Kantin Terpadu UIN Yogyakarta

0 komentar

11 Desember 2012, suasana cukup lengang, tidak seperti biasanya terjadi di kantin terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Cuaca yang cukup mendung mungkin menjadi salah satu penyebab kelengangan yang terjadi.
“Iya mas, musim hujan begini sedikit banyak berpengaruh terhadap penjualan”, ungkap Pramono. Pramono adalah penjual aneka minuman, mulai dari kopi, susu, es buah dan es siwalan. Pramono menjalani usaha di kantin terpadu UIN Sunan Kalijaga sejak bulan September yang lalu. Ia merupakan alumni dari fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Pramono menjalani usaha berjualan es ini dengan santai. Ia mengaku tidak malu berjualan es meskipun menyandang gelar sebagai sarjana. Baginya, tidak ada yang rendah dari segala jenis pekerjaan. “Selama usaha yang dijalankan halal, tak ada yang memalukan”, lanjutnya, “Yang memalukan itu ialah menjadi pengangguran terdidik”, demikian ungkap pemuda asal kabupaten Klaten ini.
Yang menjadi primadona dalam usaha dagangnya ini adalah es siwalan. Rasanya yang khas dan menyegarkan membuat para penikmat es merasa kecanduan untuk meminum es siwalan ini. Dengan harga yang tergolong murah, hanya dua ribu rupiah per gelas. Nyaris setiap hari stock dagangan untuk es siwalan selalu habis.
Pria berambut gondrong ini menceritakan bahwa yang namanya usaha dagang tentunya pendapatan yang ia terima tidaklah tetap, tidak seperti pegawai negeri yang setiap bulannya menerima gaji tetap. “Tafsiran saya, kira-kira sehari dapat laba lima puluhan ribu mas”, ungkapnya dengan ramah. “Cukuplah mas kalau sekedar buat mencukupi hidup”, ungkapnya dengan senyum ramah. “Untuk tambah-tambah pemsukan, saya juga bisnis buku on line mas, rata-rata sebulan bisa laku 5-10 buku”, tuturnya.
            Menurut Pramono, di musim penghujan seperti sekarang ini, sedikit banyak berpengaruh terhadap omset penjualan. Cuaca yang yang tak menentu, membuat orang berpikir ulang untuk membeli es. “Iya mas, musim hujan begini sedikit banyak berpengaruh terhadap penjualan”, ungkapnya. “Mungkin karena takut jatuh sakit, takut pilek gitu kali ya mas”,tuturnya dengan ramah.


Oleh : Johan Saputro

ilustrasi : herdinbisnis.com

0 komentar:

Post a Comment