Bencana membawa
berkah. Begitulah gambaran yang tepat untuk kisah yang dialami dr. Muhammad
Hardhantyo Puspowardoyo. Berawal ketika berada di semester dua, pria yang akrab
dipanggil mas Tyo ini meminjam laptop temannya. Namun naas, kemudian dia malah
menghilangkan laptop baru berumur 1 bulan tersebut. Sungguh suatu situasi yang
sangat dilematis karena harga laptop tersebut mencapai 10 juta rupiah.
Beruntung ada seorang dosen merasa iba dan memberi dia uang Rp. 100.000,-.
Meski nominal yang jauh dari cukup untuk mengganti laptop, namun ini menjadi
pemacu Tyo untuk bangkit mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Akhirnya dia meminjam
uang kepada temannya sebesar 10 juta rupiah. Untuk mengembalikan uang temannya
tersebut, Tyo mulai berwirausaha dengan membuat usaha roti bakar dengan uang Rp. 100.000,- dari dosennya tadi. Penghasilan
dari usaha roti bakar ini cukup lumayan, yaitu Rp. 600.000,-/bulan. Karena
masih belum mencukupi, tercetus ide untuk menjual buku yang dibutuhkan mahasiswa,
hingga akhirnya dapat melunasi uang pinjaman temannya, bahkan masih tersisa 5
juta rupiah.
Meski uang pinjaman
dari temannya sudah terlunasi, Tyo tetap ingin berwirausaha, maka dia
mendirikan Cozy Fotocopy, sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jasa fotokopi
dan printing. Yang membedakan dari usaha fotocopy lain, Cozy Fotocopy ini buka
selama 24 jam sehari. Selain itu juga terdapat rental komputer yang bisa
digunakan untuk mengedit maupun mencetak dokumen.
Bulan-bulan pertama
merupakan masa yang berat bagi alumni kedokteran umum UGM ini. Selain beberapa
kerugian yang dialaminya, sejumlah karyawan yang direkrutnya belum bisa
mengoperasikan mesin fotokopi dan belum bisa melakukan penjilidan sehingga Tyo
harus mengajarinya terlebih dahulu. Berkat kerja kerasnya, Cozy Fotocopy
semakin berkembang dengan omset lebih dari 150juta /bulan dan membuka cabang
dibeberapa tempat.
Bagi Tyo, bisnis yang
baik adalah bisnis yang dibuka saat ini juga, bukan hanya dipikirkan. “Mumpung,
masih kuliah, belum memiliki tanggungan seperti anak istri, mulailah bisnismu.
Di saat seperti itulah kamu tidak memiliki ketakutan untuk membuat anak dan
istrimu menderita karena kerugian bisnismu. Karena kerugian tersebut hanya kamu
yang menanggungnya. Selain itu, di masa kuliahlah kamu dapat membangun network
yang luas untuk bekal bisnismu” tutupnya.
0 komentar:
Post a Comment