Sebagai
penjual bungkus kado, bagi Mahrus tidak masalah. Meskipun terkadang ada
beberapa teman yang sempat mencibir terkait pilihan bisnis yang dia ambil,
tetapi bagi sosok yang sempat mengeyam pendidikan pesantren di PP Hasyim As’ary
ini, pilihan tersebut adalah cukup sesuai dengan hati nuraninya. Setidaknya itulah
strategi dalam menopang hidupnya di kota gudeg ini.
Penjualan
kado ia pasarkan di beberapa titik. Salah satunya Di warnet yang ia jaga kemudian
di rental komputer Fausi yang juga tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal Mahrus.
‘saya sebar mas, untuk mensiasati di titik tertentu yang tidak laku’. Setiap hari tidak sutuhnya bungkus kado yang
ia jual ada yang membeli . Menurut Mahrus
konsumen biasanya datang ketika ada momen-moment tertentu seperti hari
valentine dan hari penting lainnya.
Namun
komitmen yang kuat dan tidak menyerah tetap mengiang dalam ingatan Mahrus.
Sebab meskpun kecil tetapi dirinya tetap masih banggga karena di luar dan di beberapa
tempat masih banyak generasi muda yang tidak tau apa yang akan ia lakukan. Sehingga
hingga kini menjual kotak kado seakan menjadi
teman hidup ‘paling setia’ dalam hari-hari Mahrus.
Dalam
melakukan proses penjualan tersebut, harga kotak kado sangat berfariasi, mulai
dari yang harganya seribu sampai tiga ribu. Semua harga ini bisa dikatakan
cukup terjangkau bagi para konsumen. ‘harga ini sebenarnya murah mas, dan saya
hanya untung sedikit. “ tandasnya dengan senyum ketika ditanya tentang nominal
untung yang akan diperoleh dari per- kado.
Sekarang
Mahrus sudah bisa membeli motor sendiri. Motor DK Honda adalah motor yang saat
ini menjadi miliknya. ‘meskipun motor ini sangat murah, tetapi ini hasil keringatku
mas”. Ujarnya denagan nada lembut sembari menyodorkan beberapa contoh bungkus kado kepada saya.
Reporter : Fathorrahman
Hasbulilustrasi : annaehira.com
0 komentar:
Post a Comment