12/25/12

Mendoan Monster

0 komentar

Mendoan, gorengan yang terbuat dari tempe berbalut tepung ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Makanan satu ini memang cocok menjadi teman makan nasi ataupun sebagai kudapan di saat santai. Meskipun demikian, menemukan cita rasa mendoan yang sesuai dengan lidah penikmatnya tak semudah kelihatannya. Hal ini pula yang dialami Dani Safitri, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengaku sering kali susah menemukan mendoan yang menurutnya enak di Jogja.
“Pedagang mendoan sich banyak tapi rasanya berbeda-beda. Bukan hanya aku, ternyata teman-temanku juga mengalami hal yang sama. Apalagi aku kan suka makanan yang pedas.  Sedangkan mencari mendoan yang pedas tu susah di Jogja.”, kata dara asli Banjarnegara ini. Melihat pasar yang terbuka lebar dan peluang yang besar, mahasiswa angkatan 2010 ini tidak tinggal diam. Dani, begitu ia biasa dipanggil, berusaha menghadirkan cita rasa mendoan yang nikmat.
Berawal dari hobi makan mendoan dan makanan yang pedas inilah, ia menggagas ide untuk menciptakan mendoan rasa pedas dengan ukuran yang lebih besar dari pada mendoan pada umumnya. “Selain rasa, ukurannya yang besar juga diharapkan mampu menarik minat konsumen” ujarnya. Karena rasanya yang pedas dan ukurannya yang gede, maka muncullah ide untuk menamakannya mendoan monster.
Bekerja sama dengan teman sedaerah, ia mulai menjalankan usahanya. Dengan mengusung konsep angkringan, maka lahirlah Angkringan Mendoan Monster yang berada  di jl. Ipda Tutharsono no 42 Timoho Yogyakarta, depan Magistra Utama ini. Nama Angkringan Mendoan Monster ini muncul karena menu mendoan monster adalah menu spesial di angkringan tersebut. Meskipun memakai nama angkringan, namun usaha ini tidak seperti angkringan pada umumnya yang berada di pinggir jalan. Namun berupa kedai makan dengan menu yang disajikan seperti halnya angkringan pada umumnya.
Ketika ditanya, berapa modal yang ia keluarkan untuk mendirikan usaha seperti ini, ia hanya tersenyum. Ia menjawab, membuka usaha tidak harus bermodal besar, seperti yang kita khawatirkan. Memulai usaha kuliner tidaklah besar modalnya. Yang penting ada niat dan kemauan, pasti ada jalannya kok”, ujar anak ketiga dari empat bersaudara ini.
Sebagai orang baru dalam dunia wirausaha, tentu saja banyak hal yang harus Dani lalui. “Kendala yang dihadapi sich contohnya kesulitan dalam me-manage modal, sistem sampai seputar masalah teknis di lapangan”, tuturnya.  Tapi ia tidak mudah menyerah menghadapi problem yang terjadi. “Seperti kata pepatah lama, dimana ada kemauan di situ ada jalan. Sejauh ini, aku berusaha menikmati saja segala suka dukanya. Kalau ada kemauan yang keras dan tak pantang menyerah, usaha apa saja pasti akan menemui jalannya kok”, katanya menambahkan.

Oleh: Lailis Sunaikah

0 komentar:

Post a Comment