Demi membangun sebuah warung internet
(warnet) yang berdaya saing di tengah semakin maraknya layanan penyedia jasa
wifi gratis di ruang public juga persaingan di bisnis ini, Edho rela keluar
dari pekerjaannya sebagai staff administrasi di perguruan tinggi swasta di
Jakarta.
“Awalnya, saya dan juga istri hanya
ingin bisnis sampingan di bidang ini (warnet), mengingat saya dan istri sudah
mapan bekerja kantoran”, tutur Edho. “Tapi, setelah saya pikir-pikir dengan omset
yang melebihi target, maka saya merelakan melepas pekerjaan saya dan focus
mengurus warnet ini”, aku pria beranak satu hasil perkawinannya dengan Versi.
Edho menceritakan bahwa untuk membuka
warnet minimal diperlukan dana lebih dari Rp. 80.000.000,00. “Dana awal untuk
keperluan 15 PC computer beserta pemasangan jaringan internet sampai delapan
puluhan juta, belum lagi untuk operasional”. Untuk perijinan atau legalitas
secara hukum, Edho memakai ijin CV dari kerabatnya yang juga pengusaha warnet.
“Sedikit mengakali ribetnya birokrasi sih mas, strategi bisnis gitu”, ungkapnya
sambil sedikit terkekeh.
Besarnya dana untuk membangun warnet
tersebut, menurut Edho tidak membutuhkan waktu lama untuk balik modal.
Menurutnya, dalam waktu 15 bulan ia sudah mampu balik modal. “Rata-rata
pendapatan per hari mencapai hampir empat ratus ribu, jadi perbulan bisa sampai
12-an juta rupiah”. “Kalau bersihnya setelah dikurangi biaya operasional,
seperti menggaji karyawan, sewa gedung, listrik, jasa speedy, saya bisa menerima
kuranglebih 3-5 jutaan”, akunya.
Besarnya pendapatan ini tak lepas dari
pemilihan lokasi bisnis yang strategis, standar operasional prosedur yang ia
susun bagi karyawan-karyawannya, dan tentunya fasilitas kenyamanan dan
kecepatan koneksi internet. “Khalisia Online berlokasi di jalan Srengseng Sawah
No.1, dimana persis di depannya ada MTsN 4 Jakarta, kemudian ada SMP-SMA-SMK
YPR, belum lagi dalam radius kurang dari 1 km juga ada beberapa sekolah lainnya
dan juga ada beberapa perguruan tinggi”. “User kami rata-rata pelajar mas, jadi
sangat strategis sekali lokasi ini”, ungkapnya. Karena semakin sengitnya
persaingan dalam bisnis ini, ia juga menetapkan SOP bagi karyawan-karyawannya
agar senantiasa ramah, cekatan dan termapil dan rutin memeriksa serta memperbaiki
fasilitas yang ada. “Karena kesibukan itulah mas, saya rela keluar sebagai
pekerja kantoran”, terangnya.
Oleh : Johan Saputro
0 komentar:
Post a Comment