Kondisi
masyarakat yang kian mengalami eskalasi kultur kehidupan di era globalisasi ini,
membuat peran pedagang kaki lima semakin termajinalkan. Sebut saja Subiyanto selaku
pedagang kaki lima—kuliner—yang sudah gulung tikar sejak pekan lalu. Setelah
dikonfirmasi di kediamannya, Sabtu (29/9 ) Subiyanto menuturkan sebenarnya
masih ingin melanjutkan usahanya untuk menafkahi keluargannya, namun persaingan
semakin ketat sehingga usaha Subiyanto tidak bisa menyaingi para pesaingnya. “ Saya
sebenarnya ingin mempertahankan usaha saya hanya saja saya tidak bisa menyaingi
para pesaing yang modalnya lima kali lipat diatas saya”, tuturnya.
Bagi
Subiyanto,sejatinya para pedagang kaki lima ini, menjadi hiasan keindahan dan
selalu memberi kesan eksentriknya kawasan sepanjang jalan solo. Tapi nyatanya, penghasilannya
tidak seperti kesannya. Disamping harus bersaing dengan sesama pedagang, juga
harus bergelut dengan biaya sewa tempat yang merangkak mahal , apalagi saat
musim pelancong sepi. Tapi silsilah hidup menuntut untuk selalu mengais rezeki,
tambahnya.
Selain
diatas Subiayanto melanjutkan, salah satu alasan yang paling mendasar yang
menjadikan Subiyanto gulung tikar dari usahanyaadalah modal. Subiyanto tidaklah mungkin melanjutkan usahanya hanya dengan
modal yang tak seberapa, sementara para pesaingnya sudah dengan modal yang
sangat tinggi, tentunya dengan demikian konsumen akan memilih fasilitas dan
menu yang melebihi warungnya.
Subiyanto
seorang kuliner, menu yang disediakan diantaranya nasi tahu-tempe penyet, nasi
pecel lele, dan gudeg. Walaupun demikian Subiyanto sampai saat ini masih belum
bisa mengendalikan para pesaingnya sehingga Subiyanto memilih jalan terakhir
yaitu gulung tikar. Subiyanto menilai jika usahanya tetap dipertahankan akan
sia-sia karena para pelanggannya sudah banyak yang pindah tempat, jelasnya.
Mengenai
pelanggan, menurut Subiyanto sebelum banyak pesaing masih banyak yang
berkunjung kewarung makannya, hanya saja setelah banyak saingganya pelanggan
tetap Subiyanto hari demi hari semakin berkurang. Menurut penjelasan Subiyanto pelanggannya
pindah ke tempat lain dikarenakan tempat lain sudah dilengkapi dengan fasilitas
seperti kamar mandi dan lain sebagainya.
Sebelum
banyak saingannya, Pelanggan warung makan Subiyanto sangat beragam,mulai dari pelajar, tukang becak bahkan sampai
pekerja kantoran. Hanya saja setelah di sekitarnya banyak dibangun tenpat tepat
makan yang menawarkan banyak menu menjadikan warung makannya terkucilkan “ tapi
itu dulu sebelum warung saya ada banyak saingannya,”. Kenangnya.
Setelah
ditanya lebih lanjut, apakah Subiyanto dilain waktu akan membuka usahanya
kembaliSubiyanto tidak bisa memastikan sebab jika masih belum ada modal yang
cukup bagi Subiayanto sama saja, jika suatu saat nanti ada modal yang
mumpuni Subiyanto akan membuka usahanya
lagi tentunya dengan format yang berbeda. “ ya InsyaAllah jika ada modal yang
cukup di lain waktu saya akan membuka usaha saya lagi tentunya dengan format
yang berbeda”. Ungkapnya.[]
0 komentar:
Post a Comment