Rusniah, yang kerap dipanggil Bu Rus, adalah seorang pedagang makanan
berupa sate tusuk dan lontong yang menjajakan dagangannya di kawasan 0 KM Yogyakarta.
Ia memilih 0 KM sebab menurutnya tempat tersebut adalah tempat yang strategis
untuk berjualan karena setiap harinya selalu ramai oleh pengunjung. 0 KM
merupakan kawasan yang tak pernah sepi karena berada di perempatan paling
strategis di Yogyakarta
dan dekat dengan banyak objek wisata, seperti Malioboro,
Keraton Yogyakarta, dan lain-lain. Menjadi pedagang kaki lima di kawasan 0 KM,
tidak membuat Bu Rus khawatir karena tempat tersebut resmi dan bukan tempat
liar yang tidak diperbolehkan oleh Satpol PP. Jadi ia tidak khawatir lagi
dengan Satpol PP yang biasanya menertibkan pedagang kaki lima seperti di
tempat-tempat lain. Meskipun begitu, pada setiap waktu tertentu ada penarikan
uang distribusi oleh petugas di sekitar daerah tersebut.
Bu Rus memilih berdagang makanan sate tusuk karena menurutnya
berjualan makanan itu sangat cocok dengan daerah O KM yang merupakan daerah
wisata. Pastinya para pengunjung sering kali merasakan lelah dan lapar sehabis
berjalan-jalan di sekitar daerah tersebut. Setidaknya pengunjung bisa mengisi
perutnya dengan makanan yang ia jual. Ketika ada pengunjung yang berniat
membeli, ia baru membakar sate yang telah ia persiapkan dari rumah. Hal
tersebut ia lakukan supaya sate yang ia jual terlihat baru oleh pembeli. Jarang
sekali ia membakar satenya terlebih dahulu tanpa ada pembeli karena ia takut
tidak memuaskan pembeli. Sate yang sudah dibakar terlebih dahulu akan menjadi
dingin dan tidak hangat lagi sehingga ia takut apabila pembeli mengira satenya
itu makanan yang sudah lama. Adapun satu porsi sate tusuk ia jual dengan harga
sekitar Rp.5.000 - Rp.6.000.
Bu Rus mulai menjajakan dagangannya mulai pukul 10.00 - 22.00 WIB,
waktu kerja yang sangat panjang melebihi batas waktu kerja orang-orang yang
bekerja di kantoran. Walaupun bekerja lebih lama dari pada umumnya, Rusniah tak
kenal lelah. Semangat yang luar biasa ini timbul karena ia memiliki tanggung
jawab yang besar kepada tiga anaknya. “Jika hanya mengandalkan suami, sangatlah
tidak cukup untuk menghidupi anak-anak, karena suami saya hanya pekerja
serabutan saja”, ujar Rusniah.
Oleh: Wahyu Okta Nahendra
0 komentar:
Post a Comment