Begitu
mendengar kata Pasar Bringharjo disebut, pasti yang langsung dibayangkan adalah
Yogyakarta. Pasar tradisional ini terletak di pusat kota Yogyakarta dan satu
lokasi dengan Malioboro. Pasar ini selalu banyak pengunjung karena Bringharjo adalah
tempat yang cocok untuk liburan keluarga dan belanja. sampai bringharjo harus nyobain kulinernya
yang berada di depan pasar tepatnya di depan pintu masuk pasar bringharjo.
Pecel
dan gudangan menjadi andalan pasar bringharjo, deretan penual pecel dan
gudangan yang menarik pengunjung untuk mencicipi kuliner yang satu ini. Salah
satunya adalah usaha pecel dan gudangan milik ibu Yamtini, ia mulai usaha
kuliner ini dari tahun 1984, cukup lama ibu dari tiga anak ini mengatakan awal
mula usaha ditekuni karena melanjutkan usaha orang tuanya yang sudah lebih lama
berkecimpung dalam usaha kuliner ini.
Dengan
modal 100 ribu saat itu ia melanjutkan usaha orang tuanya, banyak lika liku
yang dialami selama usaha pecel ini, karena jarak rumah dan pasar yang jauh tak
jarang ibu Yamtini mengalami beberapa kendala, salah satunya ketinggalan bus
karena saat itu belum mempunyai kendaraan pribadi. Ungkap ibu asal Klaten ini.
Pecel
dan gudangan merupakan makanan yang cepat kadaluarsa atau basi, hal ini dialami
ibu Yamtini saat awal ia mulai usaha, hanya satu, dua pengunjung yang
mendatanginya, hal ini membuat bahan pecel dan gorengan yang ia jajakan basi.
Namun
mulai awal tahun 2000 usaha ini mulai ramai pengunjung, bahkan sudah banyak
pelanggannya, dengan motivasi anak ibu Yamtini melakukan usaha ini dengan
tekun. Selain pecel dan gudangan yang ia tawarkan, ada makanan kecil lainnya
yang ia jajakan ada gorengan, krupuk dll. Usahanya ini bekerjasama dengan teman
sesama penjual minuman. “usaha ini bareng sama konco mbak, di samping ini ibu
Jumi jualan minuman, jadi makannya beli di saya, minumnya beli di bu Jumi”.
Papar ibu Yamtini saat ditemui kemarin.
Usaha
yang di mulai pada awal tahun 1984 ini sudah mempunyai omset yang menunjang,
selain usaha kuliner ibu Yamtini juga membuka usaha kuliner di rumahnya yang
berada di Klaten, yaitu menjual makanan pada malam hari. Pesannya untuk
wirausaha kuliner pemula jangan setengah-tengah untuk wirausaha, maksimalkan
maka hasil yang diperoleh akan maksimal juga.
0 komentar:
Post a Comment